Mohon tunggu...
Ishak Kamaruszaman
Ishak Kamaruszaman Mohon Tunggu... -

Manusia terbaik adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Puasa Balas Dendam

1 Agustus 2012   03:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:22 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Menyimpan kebencian yang mendalam kepada seseorang akibat sakit hati itulah dendam, serta berusaha melampiaskan kebencian itu dengan berbagai macam cara. Apapun ceritanya yang namanya dendam itu perbuatan tak baek. Lantas bagaimana dengan orang yang puasa balas dendam?

Puasa /Shaum maknanya adalah menahan diri dari hal-hal yang dapat membatalkannya. Seperti makan dan minum di siang hari serta menahan diri dari memperturutkan hawa nafsu yang mengajak pada kejahatan.

وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الأبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الأسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ

“Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam”. (QS. Al-Baqarah : 187)

Siang hari bulan Ramadhan setiap orang islam diwajibkan berpuasa menahan diri dari makan dan minum. Walau dirumahnya ada makanan yang lezat dan minuman segar yang mampu melepas dahaga, mereka tidak akan akan memakan ataupun meminumnya meski ngak ada orang yang tahu, semua itu dilakukan atas dasar iman kepada Allah yang Maha Melihat dan Maha Mengetahui.

Kebahagiaan luar biasa bagi seorang muslim saat-saat berbuka puasa diawal malam (waktu maghrib) demikian juga kebahagiaan saat mampu menyelesaikan pelatihan satu bulan penuh puasa di Ramadhan selanjutnya mereka berbuka di hari raya idul fitri 1 Syawal. Apa lagi kebahagiaan yang lebih besar ketika kita diberi kesempatan bertemu langsung dengan Allah swt Sang Pencipta?

للصائم فرحتان يفرحهما: إذا أفطر فرح, وإذا لقي ربه فرح بصومه

"Bagi orang berpuasa ada dua kebahagiaan: yaitu kebahagiaan ketika berbuka, dan ketika bertemu Rabbnya bahagia karena puasanya." (HR. Bukhari No. 1805, 7054. Muslim no. 1151.)

Satu hal yang perlu jadi catatan penting bagi kita adalah, Kalo siang hari ia mampu menahan diri gak makan dan minum, jangan giliran dapat malam semua jenis makanan pun di lahap seolah-olah gak pernah makan. Puasa itu dapat menjadi jalan bagi kesembuhan dan kesehatan dari penyakit asal pola makan tatkala berbuka puasa dijaga. Kalo berbuka puasa dijadikan ajang balas dendam tentu bukan kesehatan yang didapat, malah boleh jadi penyakit yang datang.

"Barangsiapa yang memelihara perutnya dengan sebaik-baiknya,berarti ia telah memelihara agamanya dengan baik. Barangsiapa yang mampu mengendalikan rasa laparnya, ia akan memiliki akhlak yang mulia dan tinggi. Karena, maksiat kepada Allah jauh dari orang yang lapar dan dekat dengan orang yang selalu kenyang." Hanya kepada Allah-lah kita memohon pertolongan dan berlindung dari jahatnya hawa nafsu karena makanan.” Ibrahim bin Adham.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الأرْضِ حَلالا طَيِّبًا وَلا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu”. (QS.Al-Baqarah : 168)

Mari kita jadikan kesempatan Ramadhan pada tahun ini dengan mempuasakan diri dari makanan yang diragukan kehalalannya/subhat apalagi makanan yang haram.  Puasa/shaum adalah menahan diri, tentunya tidak hanya menahan diri  tidak makan dan  minum di siang hari. Karena jika hanya menahan makan dan minum di siang hari bulan Ramadhan anak-anak kecil juga mampu.

Puasa juga berarti menahan diri dari hawa nafsu yang suka pada kejahatan. Jika kita memperturutkan nafsu makan, tentunya puasa hanya jadi ajang balas dendam. Ketika siang hari kita menahan diri dari makan dan minum serta hawa nafsu, maka begitu buka puasa malam harinya semua jenis makanan pun dilahap seolah-olah ngak ketemu makan satu tahun, yang menyebabkan kita berat untuk sholat tarawih dan ibadah lainnya dalam menegakkan malam-malam Ramadhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun