Mohon tunggu...
ishak dhabi
ishak dhabi Mohon Tunggu... -

no fear

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pernyataan Laurenzus Kadepa Terlalu Berlebihan dan Cenderung Diada-adakan

1 Oktober 2015   17:51 Diperbarui: 1 Oktober 2015   18:03 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Terkait kasus penembakan terhadap OAP (Orang Asli Papua) yang dilakukan oleh aparat kepolisian di kompleks gorong-gorong Mimika, anggota komisi I DPR Papua Politik Hukum Dan HAM, Laurenzus Kadepa mengecam atas kejadian tersebut dan dia berkata ‘’Oknum TNI/Polri di Papua nampaknya berlomba-lomba tembak enam warga di Mimika, kini giliran anggota Polisi, ini ada apa’’.

Laurenzus Kadepa meminta kepada anggota TNI/Polri untuk tidak ada lagi penembakan di Papua, dan dia berkata orang Papua jangan sampai habis karena ditembak oleh aparat keamanan. Coba kita amati seksama, jika aparat TNI/Polri itu menembak itu pasti sudah ada prosedurnya, dan kalau dia menembak itu sudah pasti ada sebab, karena nyawanya terancam dan aparat keamanan mau diserang oleh sekelompok orang, apa aparat diam saja..? Itu kan tidak mungkin dia diam. Dan jika tidak terancam tidak mungkin aparat menembak.

Pernyataan Laurenzus ini terlalu berlebihan dan diada-adakan, masak dia sebut TNI/Polri berlomba-lomba tembak orang Papua, justru sebaliknya kenapa banyak anggota TNI/Polri banyak yang gugur dibunuh dengan kejam oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) dia tidak bersuara, dan kenapa dia tidak membela aparat yang sudah susah payah menjaga tanah Papua, yang satu bingkai dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Setelah ada kejadian tersebut kenapa dia baru bersuara, dan menyudutkan aparat keamanan, ada apa sebenarnya dibalik semua ini..?? sepertinya TNI/Polri dikambing hitamkan, seolah-olah aparat keamanan selalu salah. Coba jika Laurenzus menjadi aparat keamanan, terus dia terdesak mau diserang oleh OPM, apa dia diam saja dan apa dia tidak menembak, saya rasa pasti kita semua sudah tau apa jawabannya, pasti dia menembak.

Banyak saat ini kelompok-kelompok seperti OPM dan Komite Nasional Papua Barat (KNPB) yang mulai masuk di perkantoran, tempat-tempat ibadah dan lainnya. Mereka memprovokasi dan mencuci otak masyarakat agar bergabung dengan mereka, dan ikut memberontak, membunuh, merampok dan menindas masyarakat yang tidak mau bergabung dengan mereka.

Sebenarnya kelompok-kelompok tersebut hanya satu keinginannya, dia ingin Papua terlepas dari bingkai NKRI, itu tidak akan terjadi sampai kapanpun. Karena sudah sangat jelas Papua dari dulu sudah merdeka sejak jaman kolonial Belanda, sekarang mau merdeka apa lagi, ini tidak akan terjadi. Hanya orang-orang yang berbeda Ideologi saja yang punya pemikiran Papua harus pisah dengan Indonesia.

Sampai saat ini saja tindakan kriminalitas yang dilakukan oleh kelompok separatis OPM dan KNPB semakin menjadi - jadi, mereka melancarkan berbabagi tindakan untuk menjatuhkan pemerintah dan melepaskan Papua NKRI.

Ini merupakan tindakan kriminal murni yang dilakukan oleh sekelompok separatis dan sudah kesekian kalinya yang dilakukan oleh gerakan separatis yang mereka lakukan baik intimidasi, penculikan, pembakaran dan penembakan bahkan masyarakat sipil yang tidak berdosa menjadi korban.

Untuk itu diharapkan kita semua jangan sampai terprovokasi dengan adanya isu-isu yang tidak jelas asal-usulnya, jangan sampai kita terpancing oleh kelompok-kelompok yang selalu ingin membuat keributan di tanah Papua, karena Papua saat ini sudah sangat jauh lebih baik, kita harus jaga Papua ini dari orang-orang yang selalu ingin Papua terlepas dari NKRI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun