Mohon tunggu...
Isfironi ira
Isfironi ira Mohon Tunggu... Mahasiswa - pelajar

Seorang mahasiswi di Universitas Airlangga yang memiliki ketertarikan terhadap tulisan ilmiah dan hubungan sosial

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kontribusi Kesehatan Masyarakat di Era Modern dalam Penanggulangan Demam Berdarah

18 September 2024   22:36 Diperbarui: 18 September 2024   23:05 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

ISFIRONI RIZNA AULIA/191241072

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Penyakit ini ditularkan dengan perantara nyamuk Aedes aegepty . Sampai saat ini, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di dunia masih terus meningkat di berbagai belahan dunia, terutama di negara beriklim tropis seperti Indonesia. Jika tidak ditanggulangi dengan baik, demam berdarah bisa mengakibatkan komplikasi yang cukup serius, bahkan berpotensi menyebabkan kematian. Berdasarkan data Kemenkes, hingga minggu ke-22 tahun 2023 jumlah kumulatif kasus dengue di Indonesia sebanyak 35.694 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 270. Oleh karena itu, peran kesehatan masyarakat menjadi sangat penting dalam upaya penanggulangan penyakit ini. Memasuki era modern ini upaya yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan masyarakat yaitu berperan dalam pencegahan, penanganan, dan penelitian untuk mengurangi dampak DBD melalui berbagai strategi yang efektif.  

Pencegahan merupakan langkah awal yang sangat penting dalam mengendalikan DBD. Di era modern, penyebaran informasi melalui teknologi juga semakin memudahkan akses edukasi bagi masyarakat. Aplikasi kesehatan, kampanye digital, dan penyuluhan online telah menjadi metode efektif untuk menjangkau lebih banyak orang. WHO juga mendorong penggunaan media massa sebagai alat penting untuk menyebarkan informasi kesehatan terkait pencegahan DBD, khususnya di daerah dengan risiko tinggi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik tentang bahaya yang mengancam di balik penyakit DBD. Dengan adanya upaya ini diharapkan dapat mengurangi risiko gigitan nyamuk dan mencegah penyebaran virus.

Di samping itu, seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, mulai banyak muncul terobosan-terobosan besar dalam menanggulangi DBD seperti pengembangan vaksin. Vaksin dengue yang telah dikembangkan dan digunakan di beberapa negara menjadi salah satu alat utama dalam mengurangi risiko infeksi. Kesehatan masyarakat terlibat dalam pelaksanaan program vaksinasi massal, memastikan bahwa vaksin tersedia dan dapat diakses oleh kelompok-kelompok yang paling rentan, seperti anak-anak dan remaja di daerah endemis. Program vaksinasi ini juga disertai dengan upaya edukasi untuk menjelaskan manfaat vaksin dan pentingnya imunisasi kepada masyarakat.

Pengendalian populasi nyamuk juga merupakan aspek kunci dalam pencegahan DBD. Berbagai metode digunakan untuk mengurangi jumlah nyamuk, mulai dari penggunaan insektisida dan larvasida hingga teknik biologis seperti memperkenalkan predator nyamuk alami. Kesehatan masyarakat memantau dan mengevaluasi efektivitas metode-metode ini untuk memastikan bahwa upaya pengendalian memberikan hasil yang diharapkan. Dengan menggunakan teknologi modern, seperti sistem pemantauan dan analisis data ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi area dengan risiko tinggi dan mengarahkan intervensi yang lebih tepat. 

Upaya-upaya tersebut tentunya harus diikuti dengan tersedianya layanan dan fasilitas kesehatan yang baik. Kesehatan masyarakat berperan dalam memastikan bahwa tenaga medis terlatih dengan baik untuk menangani pasien DBD dan fasilitas kesehatan memiliki sumber daya yang memadai, seperti cairan infus dan obat-obatan. Pemantauan dan evaluasi berkala terhadap pelayanan kesehatan dilakukan untuk memastikan kualitas perawatan dan efektivitas manajemen kasus. 

Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti terus menjadi tantangan kesehatan global. Meskipun dibutuhkan waktu dan tenaga untuk menanggulangi pernyebaran penyakit ini, melalui program yang terencana dan baik seiring berjalannya waktu penyakit ini pasti bisa ditanggulangi. Dengan kombinasi strategi pencegahan, inovasi dalam vaksinasi, dan pengelolaan kesehatan yang efektif, dampak DBD dapat dikurangi secara signifikan.

 KATA KUNCI: Dengue, Kesehatan, Penyakit, Teknologi.   

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun