MENGEMBALIKAN SEMANGAT DAN MENTAL SIAP BELAJAR SISWA PADA MASA PTMT MELALUI PEMBIASAAN MEMBACA AL QUR’AN DI AWAL KBM
Pendidikan agama Islam dan Budi Pekerti (PAI-BK) mempunyai peran sangat penting untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional negara ini. PAI adalah sebuah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. Pendidikan agama Islam di sekolah umum dilakukan dengan pembelajaran intruksional kurikuler dan pembelajaran di luar kelas atau ekstrakurikuler sebagai tambahan pembelajaran normatif. Diperlukan adanya program khusus yang disesuaikan karakter sekolah masing-masing sebagai upaya untuk mencapai tujuan pendidikan diatas.
Guru (termasuk guru PAI) adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara individual maupun kelompok, di sekolah maupun di luar sekolah. Karena profesinya sebagai guru berdasarkan panggilan jiwa, maka tugas guru sebagai pendidik berarti mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan serta mengajarkan nilai-nilai luhur yang bermanfaat bagi kehidupan anak didik (Hasibuan dan Moedjiono, 1995:40).
Seorang guru, khususnya guru PAI yang mengajar di sekolah umum, tidak sekedar mendidik dan memberikan materi akademik saja di sekolah, namun lebih dari itu diharapkan juga dapat menanamkan nilai-nilai positif pada siswa, karena guru merupakan role model bagi para siswanya, apalagi disaat pandemi Covid 19 saat pemberlakuan PTMT dimana siswa tampaknya belum siap dan semangat belajar tatap muka, diperlukan kreativitas guru untuk mengembalikan mental sekarang ini guna membangun dan mengokohkan karakter para siswa kembali.
Pada masa Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) seperti saat ini, pengembangan keagamaan harus tetap berjalan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi pandemi yang masih ada saat ini. Dan untuk mengawalinya lagi bisa dimulai dengan sederhana namun tetap mementingkan guna menunjang pembentukan karakter siswa yakni melalui pembiasaan membaca Al Qur’an juz 30 di awal KBM.
Saat pandemi ini “mungkin” hampir semua orang termasuk siswa merasaa resah dan bisa menimbulkan smasalah kesehatan.
Adalah hal penting bagi guru mengembalikan semua pembiasaan yang “mungkin” tidak maksimal atau sempat hilang saat pembelajaran daring sebelum Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) ini berlaku. Diperlukan tahapan untuk mengembalikan mental siap belajar para siswa kita dengan kebiasaan baru saat PTMT ini. Jika kita mengamati saat PTMT diberlakukan, mayoritas para siswa belum siap mental dan terlihat kaku saat mengIkuti KBM, tentunya diperlukan kreatifitas kepala sekolah dan para guru untuk mengatasinya.
Dan salahsatu hal mudah dan sederhana (karena biasa dilakukan sebelum pandemi) ialah dengan mengadakan kembali program pembiasaan membaca Al Quran juz 30 / juz amma diawal KBM, melihat teori-teori dan dalil Al Quran diatas tentang fungsi Al Quran sebagai obat jiwa dan mental umat Islam sudah tidak diragukan lagi. Menguatkan kembali mental dan semangat belajar siswa adalah langkah pertama saat PTMT ini. Kegiatan ini adalah tataran teknis bentuk kegiatan program Guru PAI yang memiliki peran penting dalam pengembangan keberagamaan peserta didik di sekolah yang perlu di dorong para kepala sekolah. Programnya bisa jangka pendek dulu menyesuaikan dengan lama waktu belajar saat PTMT namun jenisnya rutin yang dilakukan sebagai kegiatan pembiasaan menuju terwujudnya visi bidang keagamaan di sekolah masing-masing.
Referensi :
https://jdih.setkab.go.id/PUUdoc/7308/UU0202003
https://batampos.co.id/2020/10/21/baca-al-quran-bisa-jadi-terapi-dan-obat-stres/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H