Penyakit Kota.
Matahari tak senyum                     Keluasan mata ditopengi lautan awan         Di kaca halte pagi ini embun-embun bercumbuan
Jalanan basah
Dihantui rintikan air mata musim
Menyayat hingga ke hati
Seperti pasukan berani mati,
Mereka berbondong-bondong
Berlari-lari mengejar harap
Dibalik tembok besar bangunan kota itu
Para politisi sepertinya gembira
Mengantongi uang rakyat
Kaum borjuis tertawa terbahak-bahak
Lantaran air tak menemukan tempat untuk berdiam
Banjir menjadi sinetron yang asyik ditonton di televisi
Sedang rakyat menangis di dunia maya
Makar tentang pemimpin mekar di hati para mahasiswa
Gedung-gedung sekolah sunyi, dan tik-tok menjadi pelarian anak-anak sekolahan.
Ischo Frendino. Jakarta,26/02/20.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H