Bagi yang mau membaca silakan, tidak mau ya sudah pergi saja. Puisi selayaknya nyanyian jiwa, lagu yang sendu lahir dari duka lara maupun bibir yang tersenyum, bukan pendapat yang dinyatakan.
Yang bahagia silakan tertawa lewat puisi begitu pun yang sedih menangislah lewat puisi. Jangan caci apa yang telah aku tulis, karenanya sebait puisi itu lahir dari hati bukan dari kaki. Bolehlah saja meninggalkan kritikan asal jangan mencaci. Aku tak pernah mengharapkan kalian membaca, atau me-rating puisiku melalui inbok ataupun di laman komentar kalian, tidak pernah bukan?
Aku menulis karena hatiku ingin bernyanyi, ingin menangis. Bukan karena aku ingin populer, bukan karena aku mau ngetop. Bahagia bila kalian membaca dan memahami maksud yang tertulis. Bukan rating yang kalian beri. Aku bukanlah pengemis pujian. Aku memang belum mampu menulis sebaik kalian, bukan dari latar belakang sastra, lihat saja aku kuliah jurusan fisika ilmu sains, sangat bertolak belakang dengan sastra.
Sering kali kudapati cemohan yang perih dibelakang tulisanku. Aku sangatlah paham maksud dari sana, aku hanyalah orang awam yang baru belajar menulis kemarin sore. Jadi sekira anda-anda pada penulis profesional yang budiman berilah kritik dan saran yang membangun.
Berilah pelajaran yang lebih berharga dari pada cacian…
Salam Manis,
Rini Agustina
Re-post
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H