Ada pula pemilih diPerth yang tidak menyenangiPak Prabowo, karena katanya seperti orang Borjuis,biayapemeliharaan kudanya itu berapa ?belum rumahnyayangsepertivilla.Uangnya dia dari mana ?
Menurut cerita dariMbakNunik (bukan nama sebenarnya) yang sudah 20 tahun lebihbermukim diPerth, di awaltahun 90-ansalahsatuputraPak Hartokalahbermain judi-nyadi Casino Burswood, danyang diutusuntuk menyelesaikan haltsbadalah PakPrabowo.Jadi bisa sajadiadiberikuasauntukmembayar utang kekalahanjudidiCasino tsb oleh sang mertua. Biaya dinas perjalanan yang mendadak dan sangat penting toh bisa ditabung, apalagi bila diharuskan tutup mulut.
Kejadian di atas kami kira betul, karena pada th 1993ketika kami pulang dari New Zealand, mampirdi kota Perth dan tinggal di rumah salah satu teman suami kami,seorang pejabat Polisi Australia.Isterinyaberceritabahwa putra presiden Indonesiakalahjudidi Casino Burswood,cerita yang mengegerkan Perth kala itu, mungkin karena kalahnya cukup banyak menurut ukuran uang dollar Australia.
Masih ingatkahperistiwa Mei atas pembakaranRuko dan Mall yang terjadi diseluruh pelosok Jakarta?Setelah peristiwa kelabu bulanMei 1998di atas , banyak Warga China - Indonesia yang terpaksa hijrah ke Australia,merekamasih trauma ataskejadian itu, apalagi sampai sekarang siapa dalangnyabelum dapat terungkap, jadi masih menyisakan ketidak puasandan ketidakpercayaan mereka kepada bekas pejabat di zaman ORBA.
Nah seandainyahasilpemilihan Pak Jokowi itu unggul diAustralia Barat, berarti dia kecipratan banyak pemilihnya, bukannyakecipratanhujan yang masih mengguyurPerthhingga hariini.
Bagaimana tidak ?semua warga Indonesia di Australia Barat tentu sudah mengenal siapa sosok orang dibalikpartai pendukung Pak Prabowo, sepertiPak Aburizal Bakri - yang tidak lain Ketua Partai GOLKAR,mempunyai perusahaan keluarga yang bermasalah, kejadian Lumpur Lapindo, dikenal perusahaan pengemplangpajak, tetapi bisa menyuap petugas Pajak; PKS dengan skandal Sapi-nya, Demokrat ternyata juga dihuni para koruptor, belumlagiskandaldiPPP, iniyangmembingungkanparapemilih, karena di dalam partai masih dihuni ataupun dijabatoleh orang-orangyang bermasalah.
Hukum di Indonesia katanya,masihsepertipisau yang tumpul bagian atasdantajam bagian bawah,artinya hukum hanyaberlakubagi orang bawah/miskin, bukan untuk orang kaya ataupun pejabat.Jika diperhatikan memang ada benarnya, sebagai contoh putra Pak Hatta Rajasayang menabrak orang hingga meninggal, tenang saja tidak masuk penjara meskipun jelas bersalah. Alasannya Keluarga Pak Hatta mau/sanggupmembiayaikeluarganya yang ditinggalkan.Padahalmembiayai keluarga yang ditinggalkanadalahsudah suatu kewajibannya, karena si pencari nafkah meninggal akibatditabrak, tetapi si penabrak tetap harusdihukum/masuk penjara, entah berapa bulan/tahunsemua tentu adaaturannya.Bila yang terjadisepertihaldi atas, hukum yang berlakuya“Money talks”, dong !
ApabilaHukum diIndonesia belumbisa ditegakkanataupundijalankan secara benar, siapapun yangterpilih menjadi Presiden tidak begitu ada manfaatnya,dan semuabangsaIndonesia tentumenginginkanadanya perubahan, yaitu ingin lebih baik!Untuk merubahnya tidakperludengan kampanye yang sifatnya hura-hura menghabiskan uang banyak danmemacetkanjalanan umum, dan untukmeramaikan kampanye?! rakyat kecilyang bodoh cukup tinggal dikasihuang sekian puluh ribu!nah jikamasih mengikuti sistim yang lama, samasaja kembalisepertidizaman ORBA –bukannya demirakyat tapi demi partai dan kekuasaan .....rakyatyangterangkat kehidupannya palingbeberapagelintir saja yangdekatdenganlingkungankekuasaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H