Mohon tunggu...
Isar Dasuki Tasim
Isar Dasuki Tasim Mohon Tunggu... Administrasi - Profil sudah sesuai dengan data.

Sebagai Guru SMA yang bertugas sejak tahun 1989 di Teluknaga Tangerang. "berbagi semoga bermanfaat"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pendekar 212 vs Bela Islam 212 Jiid 3

22 November 2016   22:49 Diperbarui: 22 November 2016   23:22 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Masih ingat pendekar 212, serial sinetron Wiro Sableng . Pendekar yang sering menolong yang lemah walaupun sedikit sableng  tapi di senangi oleh banyak gadis. Sikap penolong kepada sesama dilakukan kepada siapa saja. Pendekar 212 wiro sableng memiliki ilmu yang sangat tinggi yang digunakan untuk melawan musuh-musuh yang mengganggu masyarakat. Kehebatan pendekar 212 yang memiliki ilmu tinggi tetapi tidak sombong selalu rendah hati. Hal ini lah yang dilakukan, oleh pendkar 212 kapak naga geni, senjata ampuh yang memiliki dua mata kapak yang sangat sakti, bila dilempar kepada musuh bisa kembali lagi ketangan sang pendekar. Itulah senjata yang di miliki oleh pendekar 212 yang selalu di bawa.

Mengingat angka 212, merupakan angka yang memiliki arti tanggal 2 bulan 12. Tanggal yang akan dilakuan oleh umat Islam untuk Bela Islam jilid 3 kelanjutan dari aksi 411. Aksi ini merupakan spontan aksi yag dilakukan untuk menuntut kepada pemerintah agar segera menindaklanjuti, dan melakukan penahanan terhadap Basuki Tjahaya Purnama yang melalui mulutnya mengatakan tidak senonoh pada Al Quran dengan surat Almaidah ayat 51 di kepuauan seribu, yang begitu menyita perhatian publik khususnya umat islam. Pemerintah tidak sensitive terhadap penistaan agama, malah menuduh ada tokoh politik yang ikut memperkeruh suasana, bahkan Presiden Jokowi pernah mengatakan bahwa yang di demonya Jakarta ko nyerempet ke saya. DKI adalah wilayah Negara kesatuan Republik Indonesia yang harus diperhatikan juga. Ketidak pekaan presiden Jokowi ketika demo 411, beliau ada di bandara padahal beliau tahu bahwa akan ada pergerakan umat islam yang begitu besar yang tidak boleh di anggap enteng dan berpotensi rusuh.

Sangat luarbiasa demo 411 yang dilakukan umat islam begitu sejuk, begitu damai sampai lepas magrib masih terasa damai, karena umat islam sangat banyak tidak mungkin akan cepat bubar dalam waktu yang singkat. Hal inilah yang di manfaatkan oleh orang yang sengaja membuat onar dengan jalan memamcing petugas untuk emosi dan melawan aksi yang dilakukan oleh segelintir orang.

Seharus nya pemerintah segera mengambil langkah dan sikap terhadap penista agama, bagai mana yang pernah dilakukan kepada sdr. Aswendo Atmowiloto ketika itu pernah menista agama. Dan beliaupun mengalami dinginnya jeruji besi. Sebenarnya, hal ini lah yang diharapkan oleh umat islam agar segera menyidangkan penista agama dengan seadil-adilnya.

Gerakan bela islam 212 jilid 3 yang akan dilakukan tidak terlepas dari kelambatan pemerintah dalam menangani kasus. Walaupun sudah gelar perkara dan menetapkan penista agama sebagai tersanga, masih ada keraguan di kalangan pemerintah, sampai-sampai ada dua pendapat dari kalangan penyidik terhadap kasus penistaan agama. Bila tidak segera di sidangkan pasti gerakan bela islam akan terus berlanjut.

Menghadapi penyampaian pendapat lewat aksi demo 212 janganlah terlalu di besar-besarkan dengan menyangka ada aktor politik. Kalau ulama tidak berpolitik tetapi bagaimana penista agama segera disidang. Panglima TNI akan mengawal aksi 212 dengan tangan kosong, memang benar para peserta aksi tidak membawa senjata untuk beraksi, mereka mendengakan ceramah-ceramah yang disampaikan oleh ulama untuk mengetuk pemerintah supaya jangan mendiamkan persoalan penista agama. Hanya yang dikhawatirkan bila masa yang begitu banyak berpotensi di manfaatkan oleh oknum yang mengambl kesempatan untuk melakukan makar. Inilah yang harus diwaspadai. Bila sebelum tanggal duadesember  tidak ada kejelasan terhadap kasus penista agama, maka potensi gerakan bela islam 212 akan lebih besar lagi.

Potensi untuk memecah NKRI sangat terbuka, tetapi TNI pasti akan mengawal jangan sampai NKRI hancur karena penista agama yang dibiarkan bebas. Jangan sampai hal ini, di ulur-ulur sehingga keputusan  terhadap kasus ini disidangkan seperti Jesica Kumala Wongso yang memakan waktu sampai 31 kali persidangan. Bila ini terjadi  lewat sampai tanggal 15 Februari 2017 bisa menjadi preseden buruk bagi pemerintahan saat ini. Semoga kepolisisna Republik Indonesia dapat mentuntaskan persoalan penista agama dengan seadil-adilnya.

Pendekar 212 adalah pembela kaum tertindas oleh rampok, yang mengganggu ketemtraman masyarakat. Begitu pula aksi 212 bela islam adalah membela agama dari penista agama, jangan di samakan antara pembela kaum lemah dengan pembela agama. Hanya angka 212 yang dimiliki oleh pendekar silat pas dengan Aksi 212 bela islam jilid 3.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun