Bermula dari Wuhan Tiongkok yang pertama kali terkena serangan virus yang mematikan yang dikenal dengan nama COVID-19. Dinegara Tiongkok lah awal mula virus ini terus bergerak merambah ke seluruh dunia tidak hanya Eropa, Amreika dan negara-negara lain termasuk di negeri tercinta yaitu Indonesia. Sudah banyak korban yang terdeteksi fositif dan negatip di Tanah Air istilahnya ODP dan PDP. Orang dalam Pengawasan yang terdetek setelah pulang dari perjalanan ke Luar negeri atau orang yang berhubungan dengan orang PDP (Pasien Dalam Pengawasan).
Begitu dasyatnya penyebaran virus mematikan ini, sampai-sampai melalui sentuhan saja dapat menularkan virus kepada orang yang berdekatan bahkan bersalaman. Sehingga pemerintah melarang orang-orang berkumpul dalam skala besar. Kementerian Kesehatan mengeluarkan surat keputusan tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar untuk bebrapa daerah yang terdampak dengan COVID – 19. DKI telah menerapkan PSBB sejak tanggal 10 April 2020.
Indonesia mulai intensif memerangi Corona sejak pertengahan Februari 2020 dan pada 2 Maret 2020 di temukan orang  yang positif terkena virus Presiden Jokowi yang langsung mengumumkan melalui media, sementara di beberapa negara telah banyak yang tekena virus mematikan yang sampai saat ini belum ada obat mujarab untuk menyembuhkan serangan virus corona. Mulai dari Italia, Inggris, Spanyol, India, Malasya, Singapur bahkan Indonesia. PPB sendiri yang memberi nama virus Corona dengan singkatan COVID-19.
Akibat dari virus ini semua negara melawan pergerakan virus Corona dengan segala cara dari menyiapkan rumah sakit rujukan untuk merawat PDP serta ruang Isolasi untuk mencegah dampak yang meulas. Bahkan pendidikan pun diliburkan untuk beberapa minggu ke depan, semua itu untuk memutus mata rantai pergerakan corona. Begitu dasyatnya penyebaran virus tersebut sampai social distancing, fisycal distacing di berlakukan  di tempat-tempat keramaian orang dan saat ini sudah dikurangi melalui PSBB.
Dunia menjadi panik dengan virus ini, seluruh upaya dilakukan oleh Kepala Negara untuk memerangi virus corona, sampai ke anggaran yang diperlukan sudah di siapkan, masyarakat pun ikut peduil untuk membantu mengadakan APD yang menurut informasi dipasaran sudah tidak ada, sehingga masyarakat membuat sendiri untuk di sumbangkan kepada pahlawan medis yang berada di garda terdepan untuk memerangi langsung virus corona.
Memang baru beberapa bulan terakhir virus ini menyerang negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Negara-negara Eropa dan sebagian Asia. Virus ini lebih di takuti di banding virus-virus yang pernah melanda dunia seperti antrax, Ebola, Sars-cov, plu burung dan lain-lain, bahkan Arab Saudi melarang negara-negara lain yang akan melaksanakan ibadah Umroh di negaranya, dan baru kali ini Rumah Alloh sepi dari jamaah Umroh. Pelaksanaan Haji pun terancam tidak dapat dilaksanakan bila sampai juni 2020 virus corona tidak dapat dihentikan.
Entah dari mana asal virus corona ini, apa betul serangan senjata biologis menurut beberapa media social, atau dari Amerika Serikat untuk melawan perang dagang dengan negara Tiongkok, masih gelap tidak bisa di simpulkan, yang jelas ini adalah cobaan dari yang maha kuasa untuk di hadapi dengan sabar.
Dunia panik dengan serangan virus ini, yang menyebabkan ekonomi suatu negara melemah perdagangan Ekpor Impor banyak yang di batalkan. Sampai dunia olah raga pun ikut melemah, sepak bola yang sudah menjadi Indutri di eropa terpaksa di tutup. Di Indonesia Liga 1 di tutup sementara, PON di Papua masih menunggu masa perpanjangan virus corona di berhentikan oleh pemerintah. Sektor Jasa melemah, jasa perhotelan tutup, Penerbangan sementara di kurangi kendaraan kecil di batasi. Ojek Online tidak boleh mganganngkut orang hanya untuk barang, masyarakat kecil keawalahan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Bahkan Olipiande Jepang pun harus ditunda ke tahun 2021, Piala Eropa yang menurut pendapat orang seperti Piala Dunia di tunda juga. Negara-negara yang terdampak COVID – 19 mulai ramai-ramai mengajukan pinjaman ke IMF untuk mengatasi penanganan COVID – 19. Dunia memang terasa panik mulai dari penurunan tingkat ekonomi suatu negara, anggaran yang ada di alihkan untuk menangani CoVID – 19. Mudah-mudahan COVID – 19 cepat berlalu menjelang bulan Ramadhan ini dan umat yang menjalankan ibadah puasa bisa dengan tenang menjalaninya. Aamiin. (IDT).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H