Pambers dalam kenangan
Saat ini usia ku sudah 52 tahun, tapi lagu-lagu Panbers masih di ingat dalam kenangan. Pada usia 7 tahun lagu-lagu pambers selalu mengisi relung hati dengan lagu pilu nya. Sekitar tahun 1972, dahulu masih menggunakan kaset yang isi lagunya bolak balik, bila side A habis balik lagi ke Side B begitu terus lagu panbers di stel dalam radio kaset. Sampai kaset itu kusut dan tidak dapat di stel lagi, karena memang enak di dengar.
Ciri lagu-lagu pembers nadanya tinggi-tinggi, sehingga kadang susah untuk mengikutinya, tidak jarang orang yang ingin menyanyikan lagu-lagu pambers harus memilih yang seuai dengan nada suaranya, kalau tidak, akan keteteran dalam menyanyikannya.
Yang paling sering saya nyanyikan bila ada kesempatan yaitu lagu gereja tua yang judulnya saya ubah menjadi musholah menyesuiakan dengan keyakinan saya, tapi kadang risih juga kalau nyanyinya di tempat resmi, karena menyanyinya hanya di kalangan sendiri dan tidak komersil saya kira tidak apa-apa.
Ada lagu yang menjadi kesukaan orang tua saya dengan judul anak perantau kalau tidak salah, lagu ini sering di putar dan didengarkan oleh orang tua saya ketika itu, sampai meneteskan air mata, maklum orang tua saya memang anak perantau yang menjadi TNI di pulau jawa, sekarang beliau menetap di Bengkulu Selatan, andai beliau mendengar kabar bahwa pentolan Grup Band Panbers telah kembali ke sang Pencipta tentu beliau merasa sedih juga.
Selamat jalan Benny Panjaitan, sebuah grup legenda Indonesia yang masih di kenang. Walau pun beliau telah tiada tapi lagu-lagunya masih enak didengar, semoga ada penerus yang bisa menyanyikan lagu-lagu beliau. Selamat jalan. (IDT)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H