Mohon tunggu...
Isah Azizah
Isah Azizah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berusaha baik terus

Ibu rumah tangga yang peduli kebaikan negeri

Selanjutnya

Tutup

Politik

Cari Jodoh Koalisi Demi Kursi

4 Juni 2022   13:46 Diperbarui: 4 Juni 2022   13:51 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemilu 2024 masih lama. Namun tahapan pemilu sudah akan dimulai pada pertengahan bulan Juni 2022. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan Pasal 167 ayat (6) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 (UU Pemilu) yang menyebut bahwa tahapan penyelenggaraan pemilu dimulai 20 bulan sebelum hari pemungutan suara.

(Setneg.go.id, 10 April 2022)

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Ilham Saputra menyatakan telah selesai menyusun rancangan Peraturan KPU (PKPU) terkait jadwal, tahapan, dan program Pemilu 2024. Rencananya pendaftaran partai politik sendiri akan dilangsungkan pada 1-7 Agustus 2022.

(Kompas.com, 21 Market 2022).

Namun, beberapa partai politik sudah mulai memanaskan mesin politiknya. Menteri pertahanan yang sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, berkunjung ke sejumlah tokoh.

Sebutlah Presiden Joko Widodo, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Sri Sultan Hamengku Buwono X, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Para tokoh ini mendapat kunjungan Prabowo saat Lebaran lalu.

Prabowo juga sempat mendatangi sejumlah tokoh religi, seperti pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jawa Timur, Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin, juga pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar Rembang Jawa Tengah, dan Muhammad Najih Maimoen atau Gus Najih.

Terbaru, Rabu (1/6/2022), Prabowo bersua dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di kantor DPP Nasdem di Jakarta.

(Kompas.com, 3 Juni 2022).

Begitupun dengan Menko Perekonomian sekaligus Ketua Umum Golkar Airlangga Hartanto sudah digadang-gadang sebagai bakal calon president 2024.

 Ketua DPD Golkar Jawa Timur, Sarmuji menjelaskan sejumlah strategi terus dilakukan untuk memastikan langkah Menko Perekonomian tersebut mulus.

"Pertama jalur struktural DPD Kabupaten/Kota sampai ke tingkat desa dan kelurahan. Kedua melalui jalur FPG se Jawa Timur beserta seluruh jaringan pendukungnya," katanya saat dihubungi merdeka.com, Senin (24/1).

Dia menambahkan, strategi ketiga melalui jalur relawan yang saat ini mulai terbentuk. Kemudian, melalui media sosial untuk mensosialisasikan Airlangga secara lebih massif.

(Merdeka.com, 24 Januari).

Partai politik dan tokoh sudah mulai rajin melakukan penjajakan dengan parpol lain. Menimbang rekanan yang paling menguntungkan. Beberapa parpol mengaku berkoalisi untuk kepentingan meraih kemenangan Pemilu 2024.

Jika kita perhatikan, curi start kampanye ini sudah berlangsung saat pandemi masih berlangsung. Wajah politisi yang bermunculan pada baligo menjadi cirinya.

Hal ini bukan meningkatkan citra baik, justru malah tidak tepat. Bagaimana mungkin mereka bisa rame kampanye? Sementara yang dibutuhkan rakyat bukan itu? Tapi terpenuhinya kebutuhan hidup mereka yang sulit karena pandemi.

Miris, karena para pejabat itu tak peduli pada kebutuhan rakyat yang sebenarnya, sehingga tak peduli juga bagaimana solusinya. Masa jabatannya tidak digunakan untuk mengurusi rakyat, bahkan justru memberikan pernyataan yang menyakiti hati rakyat. Berkali-kali disakiti. 

Ketika harga cane mahal, rakyat disuruh nanam sendiri. Ketika harga daging mahal, rakyat disuruh makan bekicot sawah. Ketika tarif dasar listrik naik, rakyat disuruh mencabut meteran sendiri. Ketika premi BPJS naik, rakyat disuruh jangan sakit. Baru-baru ini, ketika minyak goreng langka dan muncul dengan harga mahal, Ibu-ibu dinyinyiri sebagai perempuan tak kreatif mengolah makanan. 

Kejadian seperti ini terus menerus menjadi keseharian rakyat Indonesia. Hidup sulit di negeri yang kaya sumber daya. Konsep Demokrasi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat hanya jargon semata. Penguasa tiranlah yang terjadi. Tugas pejabat negara yang harus mengurusi rakyat berubah menjadi pejabat yang menindas rakyat. Rakyat hanya dibutuhkan saat mendulang suara, setelahnya diinjak-injak dan diperas tak berdaya.

Sistem Demokrasi hanyalah alat yang digunakan oleh para Kapitalis yang mengendalikan penguasa tiran. Rakyat cukup ditipu oleh penampilan yang polos, latar belakang yang kampungan dan merakyat dibumbui dengan janji-janji palsu.

Bahkan setelah satu periode gagal menepati janji-janjinya, tetap bertahan untuk periode kedua. 

Saatnya Rakyat Sadar 

Sungguh menyedihkan keadaan rakyat yang terus menerus menjadi korban kedhaliman pejabat tiran. Kini saatnya sadar sepenuhnya bahwa tak mungkin lagi bertahan pada pejabat tiran yang dikendalikan pemilik modal.

Rakyat harus menyadari bahwa harus berjuang keluar dari kondisi buruk seperti ini. Keluar dari sistem Demokrasi yang menyengsarakan ini dan beralih kepada sistem yang lain yang jelas memberikan perlindungan baginya.

Sosok Pemimpin dalam Islam

Umat manusia sedunia pasti mendambakan sosok pemimpin yang mengurusi, melindungi dan memastikan kebutuhan hidupnya terpenuhi dengan sempurna. Maka hanya sistem Islam dan sosok pemimpin yang lahir dalam sistem Islamlah yang dapat mewujudkannya.

Sosok pemimpin seperti itu banyak hadir dalam sistem Islam. Salah satunya adalah Umar bin Khattab. 

"Allah telah menguji kalian dengan saya, dan menguji saya dengan kalian. Sepeninggal sahabatku (Abu Bakar Ash Shiddiq), sekarang saya yang berada di tengah-tengah kalian. Tak ada persoalan kalian yang harus saya hadapi lalu diwakilkan kepada orang lain selain saya, dan tak ada yang tak hadir di sini lalu meninggalkan perbuatan terpuji dan amanat. 

Kalau mereka berbuat baik akan saya balas dengan kebaikan, tetapi kalau melakukan kejahatan terimalah bencana yang akan saya timpakan kepada mereka."

Dari sini jelaslah bahwa sosok pemimpin dalam Islam memiliki ketakutan luar biasa dengan amanahnya. Karena balasan pemimpin khianat itu adalah panasnya api neraka.

Wallahu alam bishawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun