Mohon tunggu...
Isa Amruzi
Isa Amruzi Mohon Tunggu... -

TTL :Bogor, 6 januari 1988\r\nPendidikan Terakhir : The London School of Public Relations Jakarta, S1 Komunikasi Massa.\r\nhttp://isaamruzi.wordpress.com/\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hati Mengenal Bahagia Lalu Berhenti

6 Juli 2011   03:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:54 2
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang teman bertanya tentang rasaku, “apakah kamu mencintainya” “tidak”ujarku, dia berfikir sejenak sedang wajahnya tampak terheran atas jawaban singkatku “apakah kamu cinta sama dia??”kini ia bertanya sambil menekankan nada suaranya, “itu pertanyaan yang sama saja, dan kaupun sudah tau apa jawabanku sebelumnya” “aaaa,,,pasti kamu cuma ingin memanfaatkannya saja yah?” imbuhnya sambil menggoda, “tidak” “hmmm,, atau ada sesuatu dari dia yang ingin kamu manfaatkan?, benarkann??” “jika kamu mengulangi pertanyaan dengan kata manfaat, maka jawabanku akan sama” “baiklah,aku menyerah untuk mencari taunya,, satu pertanyaan yang seharusnya tidak kamu jawab sama dengan jawabanmu sebelumnya,,” senyumnya berpadu dengan rasa penasarannya, kemudian ia lontarkan tanya terakhirnya, “lalu kenapa kamu menjalin hubungan dengannya??” ia pun tersenyum seolah pertanyaan itu adalah jawaban atas keingintahuannya, “karena hatiku yang memilihnya, hatiku yang membutuhkannya, hatiku yang merasa sedih ketika ia bersedih dan merasa bahagia ketika ia tersenyum. jika kau tanyakan padamu, kamu akan menjawab tidak. karena dirimu penuh dengan parameter bidadari yang sempurna. sedangkan hati ini, hanya menginginkan kebahagiaan. ketika ia merasakannya, maka ia akan berhenti disitu dan mencari tau apa penyebabnya” ia pun mengalah dan kembali lagi untuk menjalankan rasaku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun