Komunitas Putra Altar atau yang dikenal dengan CCABC (Canisius College Altar Boys Community) di Kolese Kanisius sering kali dianggap sebagai komunitas yang cukup tua dan tidak menarik karena dibandingkan dengan komunitas-komunitas lain yang lebih menarik. Sebagian orang berpendapat bahwa komunitas ini terjebak dalam rutinitas lama yang tidak lagi relevan dengan perkembangan zaman. Namun, di balik pandangan tersebut, CCABC di Kolese Kanisius justru membuktikan sebaliknya. Setiap tahunnya, komunitas ini terus berkembang dan semakin menarik bagi siswa-siswa baru yang ingin terlibat dalam pelayanan rohani dan memperdalam iman mereka.
Bertentangan dengan anggapan bahwa CCABC sudah usang, komunitas ini telah menjadi salah satu pilar penting dalam pembentukan karakter siswa di Kolese Kanisius. Dalam berbagai kegiatan rohani seperti misa, perayaan liturgi, dan acara keagamaan lainnya, CCABC memainkan peran sentral. Kehadiran mereka tidak hanya sebagai pelayan altar tetapi juga sebagai simbol ketulusan dan pengabdian. Peran ini, yang sering dianggap sederhana, ternyata memiliki dampak yang mendalam dalam membentuk kepribadian para anggotanya.
Setiap tahun, CCABC berhasil menarik siswa-siswa baru dengan berbagai program dan kegiatan yang menarik. Tidak hanya melibatkan diri dalam tugas liturgi, anggota komunitas juga diajak untuk terlibat dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan, seperti kunjungan ke panti asuhan, bakti sosial, hingga keterlibatan dalam program lingkungan. Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya memperkaya pengalaman, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan dan empati para anggota.
Bergabung dengan CCABC juga menjadi kesempatan bagi siswa untuk melatih kerohanian mereka secara lebih mendalam. Dalam kehidupan yang semakin sibuk dan penuh distraksi, CCABC menawarkan tempat untuk merenung, berdoa, dan memperdalam hubungan dengan Tuhan. Melalui berbagai latihan rohani dan retret yang diselenggarakan komunitas ini, para anggotanya diajak untuk memperkuat iman mereka dan menumbuhkan rasa pelayanan yang tulus.
Tidak hanya itu, CCABC juga membekali anggotanya dengan keterampilan pelayanan yang berguna di kemudian hari. Melalui tugas-tugas seperti menjadi pelayan misa, memimpin doa, hingga membantu di altar, siswa dilatih untuk memiliki tanggung jawab, kedisiplinan, serta keterampilan komunikasi yang baik. Nilai-nilai ini nantinya akan menjadi modal penting bagi mereka saat memasuki kehidupan bermasyarakat setelah lulus dari Kolese Kanisius.
Keberhasilan CCABC dalam terus berkembang dan menarik minat siswa baru dari tahun ke tahun tidak lepas dari komitmen komunitas ini dalam mempertahankan relevansinya. Meskipun akar tradisinya kuat, CCABC selalu beradaptasi dengan kebutuhan zaman. Mereka menggunakan pendekatan yang kreatif, seperti memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan informasi, serta mengadakan kegiatan-kegiatan yang relevan dengan minat generasi muda.
Secara keseluruhan, CCABC di Kolese Kanisius adalah contoh nyata bahwa komunitas yang dianggap tua dan usang masih dapat berkembang dengan baik jika memiliki visi yang jelas dan komitmen untuk terus berinovasi. Komunitas ini bukan hanya tempat untuk melayani Tuhan, tetapi juga menjadi sarana pembentukan karakter dan spiritualitas yang mendalam bagi setiap anggotanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H