Mohon tunggu...
Alexander Isaac Djunaidi
Alexander Isaac Djunaidi Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Selamat datang ke halaman saya, silahkan menikmati karya-karya saya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Artikel "Merindukan Sosok Pemimpin Humoris"

19 Mei 2023   17:08 Diperbarui: 19 Mei 2023   17:15 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menurut saya materi yang menarik adalah, seorang pemimpin di Indonesia memiliki ciri yang berbeda-beda. Presiden Gus Dur yang merupakan presiden ke-4 Indonesia memiliki ciri khasnya sendiri juga yaitu sebagai orang yang humoris dan sering menyelipkan anekdot di dalam pidatonya. Cerita-cerita anekdot tersebut bisa ia buat sebagai sarana yang bisa ia gunakan untuk menjelaskan suatu masalah dengan lebih sederhana dan mudah dimengerti.  

Teks anekdot sendiri merupakan sebuah cerita pendek yang memiliki tujuan untuk menghibur pembaca atau pendengar. Teks ini biasanya mengandung unsur humor, kejadian lucu, atau kejadian yang tidak terduga. Cerita dalam teks anekdot sering kali berdasarkan pengalaman pribadi atau cerita fiksi. Dimana teks anekdot sendiri biasanya menghubungkan ke suatu hal yang bersifat kontroversial namun diubah menjadi lucu dan menggelitik Seorang presiden yang baru saja terpilih mengadakan pesta besar-besaran untuk merayakan kemenangannya. Ia mengundang banyak tamu dari berbagai kalangan, termasuk beberapa wartawan. 

Di tengah pesta, ia berpidato dengan bangga: "Terima kasih atas dukungan dan kepercayaan Anda semua. Saya berjanji akan bekerja keras untuk mensejahterakan rakyat dan membangun negeri ini. Saya tidak akan mengecewakan Anda. Saya tidak akan korupsi!" Para tamu bertepuk tangan meriah. Namun, seorang wartawan yang penasaran bertanya kepadanya: "Pak, kalau begitu apa arti dari lambang burung garuda yang ada di dinding belakang Anda?" Presiden itu tersenyum dan menjawab: "Oh, itu adalah lambang negara kita yang saya hormati. Burung garuda melambangkan kekuatan dan keberanian. Sayapnya melambangkan perlindungan dan keadilan. Mahkotanya melambangkan kehormatan dan martabat." "Lalu, kenapa burung garuda itu sedang menangis?" tanya wartawan lagi. Presiden itu terdiam sejenak, lalu berkata: "Itu karena ia tahu bahwa saya akan korupsi!" Anekdot di atas mungkin terlihat singkat, dan tidak memiliki arti. Namun inilah istilah-istilah bahasa dapat dipahami oleh banyak orang. Bahasa yang digunakan dalam teks tersebut adalah bahasa yang mengandung humor. Dengan membuat teks tersebut, informasi seperti ini menjadi lebih mudah diterima dengan tujuan utama untuk menyinggung. 

Dari teks anekdot diatas dapat kita lihat bahwa teks tersebut merupakan suatu singgungan dan kritik secara halus terhadap pemimpin dengan ditambahkan humor. Teks anekdot ini mengilustrasikan salah satu aspek teks anekdot yang menurut saya tampak dalam teks anekdot Gus Dur mengenai bagaimana sebuah teks anekdot dapat menerjemahkan sebuah peristiwa kontroversial menjadi sebuah bahan komedi. 

Pesan - pesan yang disampaikan melalui humor terkadang dapat menyisi, dan melewati berbagai paham. Dari artikel tersebut dan teks anekdot yang telah ada di atas dapat kita lihat bahwa teks anekdot merupakan teks yang memiliki fungsi untuk mengkritik seseorang secara halus dan mengandung unsur humor. Dimana materi yang dikritik merupakan materi yang kontroversial. Serta dengan membuat teks tersebut, informasi seperti ini menjadi lebih mudah diterima.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun