Mohon tunggu...
Alifis@corner
Alifis@corner Mohon Tunggu... Seniman - Seniman Serius :)

Sebagaimana adanya, Mengalir Seperti Air | Blog : alifis.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Angel Wis, Angel!

24 Juni 2021   11:31 Diperbarui: 27 Juni 2021   20:19 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Covid gak selesai-selesai. Dan mungkin tidak akan pernah hilang lagi, terus mendampingi jalan kehidupan manusia di muka bumi.

Indonesia masuk gelombang kedua, psikologi masyarakat kembali terjaga. Ya, sekian bulan kurva agak melandai, membuat ritme kehidupan mulai pulih dengan optimis tinggi. Yang tak disadari, aktivitas masyarakat mulai longgar, protokol kesehatan mulai kendor. Dimana-mana terlihat massa berkerumun dan tanpa masker begitu santai  berinteraksi.

Disitulah titik kealpaan. Bukan alpha salah satu varian corona, disamping beta, delta yang dirilis WHO itu. Yang menggunakan huruf Yunani. Yang bikin orang Kimia, Fisika jadi keki. Bagaimana tidak ? Partikel sekaligus Gelombang EM ini telah berevolusi menjadi mikroorganisme. Ini generatio spontanea-nya Aritoteles yang bermutasi di jaman modern. Behh, kayak kurang notasi saja. Hehehe...

Alpa disini adalah kelengahan dan uforia. Manusia tertipu dengan persepsi umum, kurva pandemi sudah makin landai. Vaksinasi sudah menjadi andalan yang berlebihan untuk menjadi tameng menjelajah kebebasan di tengah pandemi. Seakan-akan sudah tidak mungkin terinfeksi. Repot menyikapi perilaku tak tahu diri begini. Di seberang sini (bukan disana) tidak sedikit yang menghujat vaksinasi sebagai sebuah usaha manusia, ikhtiar manusia biasa untuk melawan virus yang katanya sia-sia. Ikhtiar kok dihujat. Kembalikanlah ke niat. Dan niat itu hak paling prerogratif dari anak manusia. Hanya Allah SWT yang tahu dan diri pribadi. Sebagai sesama tidak bisa menjustifikasi niat, apalagi mengolok dan merendahkannya, seakan-akan memiliki otoritas sejajar Allah SWT. Naudzubillah.

Nah, seiring tarik ulur interpretasi dan persepsi masa sebagai imbas ketidakmampuan menterjemahkan secara gamblang dan paripurna dari sebuah fenomena corona dan covid, tanpa disadari tidak  teramati dalam runtun waktu telah terjadi mutasi dan adaptasi virus menjadi varian yang makin ganas dan tak terdeteksi. Delta diketahui menjadi varian yang paling dominan terjangkit di Indonesia.

Saya tidak hendak menyalahkan siapa-siapa. Semua berkontribusi dengan terjadinya gelombang kedua. 3M di masyarakat dan 3T di pemerintah memang tidak jalan efektif semua. Semaunya, seadanya...

Program PSBB, PPKM mikro atau makro apalah, hanya menjadi sebatas program yang menyedot anggaran negara. Kedisiplinan dan ketaatan terhadap aturan yang dicanangkan, sekedar lips service. Ketika Malaysia dengan ringannya menetapkan lockdown, Indonesia melihatnya seperti musuh bebuyutan. Tidak cocok katanya dengan situasi di Indonesia?

Angel wis, Angeelll... !!!
Kompleks tur mbulet sak karep e. Angeel wisss....

Mau mengaitkan dengan agitasi politik, atau karena jengkel mimpi herd imunity ternyata lebih berindikasi menjadi herd stupidity, ya itulah, sebuah konsekuensi bersama. Wis, gak usah olok-olokan lur. Kapan bersatu kalau bertemgkar terus !

Angel wis, Angellll...!!!

Pandemi covid seakan menjadi mortir makin jlimetnya komunikasi antar lini kehidupan masyarakat. Rasa saling curiga dan tidak percaya ya jelas terlihat makin-makin kentara. Ketidakpedulian, acuh tak acuh, bahkan saling menuding jadi konsumsi publik di media masa, grup WA dan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun