Hari Kebangkitan Nasional yang hadir di hari ini, di hari ke-80 sejak pandemi Covid-19 ditemukan di negara kita, di hari ke-27 bulan Ramadan kala umat Islam berpuasa, sungguh bisa menjadi  momen spesial bagi bangsa Indonesia.
Spesial jika dimaknai, dijiwai dan diimplementasi oleh seluruh komponen bangsa, bukan sekedar meme, slogan atau seremoni. Banyak hari-hari dalam berkehidupan, berbangsa dan bernegara yang spesial, tetapi akhirnya tak bermakna hanya karena dijadikan ajang peringatan tanpa muatan, upacara tanpa aksi nyata.
Harus diakui dengan jujur, Bangsa Indonesia terguncang dan kelimpungan dengan kehadiran pandemi Covid-19 yang bertubi-tubi menyerang. Hingga kemarin, 18.496 warga terdata menjadi korbannya. 12.808 dalam perawatan, 4.467 tersembuhkan dan 1.221 meninggal.
Pandemi ini menghadirkan realita bahwa agenda Indonesia yang berkemajuan dihadang berbagai masalah kemanusiaan, keterbatasan sarana kesehatan, pemerataan akses sosial, kerjasama peran pemerintah dalam tata kelola dan koordinasi mitigasi. Termasuk ketidaktaatan, kebandelan masyarakat dalam hal  protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran.
Bangsa Indonesia juga masih memiliki celah kebijakan terkait strategi dan peran pada aspek geopolitik dan geoekonomi dunia, dalam rangka kemandirian dan harga diri bangsa, dan menjadi bangsa unggul di dunia Internasional.
Situasi stokastik yang penuh ketidakpastian sebagai akibat berantai pandemi covid-19 belum usai. Pendemi ini sepertinya akan bertahan cukup lama di negeri ini. Demikian juga di perbagai negara dunia.
Angka-angka statistik menjadi tidak relevan terkait laju karantina dan laju tertular yang tak kunjung stagnan. Kajian ahli  epidemiologi tak berguna jika kebijakan pemerintah dan perilaku warga tak selaras dan tak bernas.
Transformasi Semangat Budi Utomo Di Masa Pandemi
Apakah Indonesia akan menyerah ? Tidak. Tidak ada kata menyerah. Sebagaimana para pemuda pelajar Stovia. Walau masih berstatus dijajah VOC Belanda, belum memiliki status negara yang merdeka, semangat tidak lantas padam. Bangkit menyatukan langkah dan cita-cita  makin melekatkan semangat para pemuda.
Kebangkitan menjadi motivasi fundamental para pemuda yang dipelopori Dr Sutomo, 112 tahun silam tersebut, Â sehingga lahirlah organisasi pemuda, organisasi pergerakan nasional yang pertama berdiri di Indonesia yaitu Budi Utomo.