Mohon tunggu...
Alifis@corner
Alifis@corner Mohon Tunggu... Seniman - Seniman Serius :)

Sebagaimana adanya, Mengalir Seperti Air | Blog : alifis.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Agar Mudik Online Terkesan dan Tak Terlupakan, Perhatikan Ini

16 Mei 2020   08:29 Diperbarui: 16 Mei 2020   08:25 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bukber online di agenda mudik online (dokpri)

Manusia adalah sang pengembara yang tidak pernah bosan berkelana, menjelajah masa lalu,  masa kini dan masa depan. 

Teknologi Menjadi Solusi

Mudik itu menuju ke udik. suatu perjalanan atau pengembaraan anak manusia melintasi ruang waktu menuju ke hulu, ke masa lalu dimana semua aliran atau sumber kehidupan berawal. Manusia modern yang tenggelam dalam kesibukan mekanis kota, rutinitas kerja dan mungkin gersangnya makna persaudaraan, di akhir Ramadan biasanya memiliki keinginan kuat untuk bersilaturahmi dan kangen-kangenan bersama orangtua, saudara-saudara di kampung halaman.

Puncak dari substansi mudik adalah sungkeman. Momen spesial seorang anak bersimpuh di pangkuan orang tua sebagai wujud rasa sayang, cinta, menghaturkan hormat dan memohon maaf atas sgala salah dan khilaf anak selama ini. Ini momen mudik yang paling dirindukan. Gelombang kerinduan yang dirasakan berjuta-juta manusia inilah yang menimbulkan fenomena arus mudik. Mudik dalam arti fisik.

Mudik fisik sudah dilarang. Curhat "Kala Momen Mudik Ambyar" sudah saya tuliskan. Alhamdulillah, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi di era 4.0 ini sangat membantu di masa pandemi covid19 ini. Kami, tujuh saudara bersama keluarga besar  yang tersebar di 5 propinsi ini biasa berkomunikasi dengan WAG, berbasis text chat dan sesekali dengan video call. Ketika agenda 'mudik fisik' akbar keluarga gagal, kami sudah mempersiapkan mudik online. Kegiatan mudik online sudah diawali dengan melakukan bukber (buka puasa bersama) keluarga besar secara online pekan kemarin di tanggal  4 Mei 2020. Insya Allah, rencananya akan ada bukber sekali lagi di pekan terakhir Ramadan ini, dan akhirnya sampai pada agenda puncak yaitu  acara 'Sungkeman dan silaturahmi keluarga besar online' di Hari Raya Idul Fitri.  

Berdasarkan pengalaman di bukber keluarga online yang lalu, ada hal-hal detail yang harus dibenahi, dilengkapi dan diperhatikan. Nah, saya akan berbagi 3 tips praktis  agar momen mudik online keluarga saya dan anda menjadi (1) lancar, (2) lebih menarik dan terkesan dan (3) terdokumentasikan.

1. Mudik Online Lancar

Sarana utama mudik online adalah laptop atau smartphone yang terkoneksi internet. Di hari begini laptop atau smartphone sudah hadir di setiap keluarga. Entah itu kepunyaan orang tua atau anaknya. Dimanapun tempatnya selama sinyal koneksi jaringan ada dan paket data tersedia maka syarat mendasar dari mudik online terpenuhi.

Dari sisi aplikasi, banyak pilihan aplikasi media sosial yang mendukung fitur video supaya nantinya mudik online semeriah dan sarat makna seperti mudik offline. Sesuaikan dengan besarnya komunitas yang akan terhubung. Seiring dengan makin maraknya penggunakan aplikasi meeting, semua software sudah dupdate untuk bisa digunakan lebih leluasa.  Fitur video call pada Whatsapp, sudah diupgrade menjadi 8 user. Tetapi jika memiliki keluarga besar dan dalam satu keluarga ingin hadir dalam 2 atau lebih user partisipan, pilih aplikasi yang lebih powerfull. Ada banyak aplikasi, diantaranya Skype, Zoom, Hangouts, Webex, Meet, yang bisa menyatukan sampai 100 partisipan. Asyikk khan.

Alternatif Aplikasi untuk Mudik Online (dokpri)
Alternatif Aplikasi untuk Mudik Online (dokpri)

Pengalaman saya, semuanya mudah untuk digunakan walau masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Bacalah informasi tentang berbagai aplikasi ini jika belum tahu, diskusikan di grup keluarga. Ingat, seluruh keluarga partisipan harus menginstall aplikasi yang sama. Jika sudah sepakat, install aplikasi di laptop atau smartphone sangat mudah. Registrasi dengan email dan akan langsung bisa digunakan.

Lebih baik untuk realsasi momen mudik online ini, ada salah satu anggota keluarga besar yang berinisiatif sebagai koordinator yang menjelaskan proses pembuatan email jika belum tahu, proses install dan setting aplikasi di masing-masing keluarga. Umumkan di grup keluarga untuk menginstall aplikasi ini, minimal di satu perangkat per keluarga bisa di laptop atau smartphone. Lebih dari satu lebh baik karena akan lebih meriah suasananya.

Semua aplikasi saat ini sudah bertransformasi menjadi lebh adapti dan simpel. Rekomendasi saya pakai zoom, karena paling hemat data, bahkan gratis di 40 menit pertama, simpel dalam pengoperasian dengan catatan sebaiknya diinstal di laptop atau smartphone dengan email cadangan yang tidak digunakan untuk transaksi e-banking dan e-commerce, sebagai antisipasi menghindari kejahatan online.

Setelah semua keluarga terwakili dengan minimal 1 aplikasi maka selanjutnya harus diuji coba koneksi dan koordinasinya. Menurut saya, lebih baik serahkan di masing-masing keluarga itu anak mudanya yang menangani, karena mereka lebih familiar dengan teknologi dan cepat beradaptasi. Koordinator yang nantinya berperan sebagai host momen interaksi online mengajak masing keluarga sekedar untuk test koneksi perangkat, setting video dan audio. Jangan di jam yang sudah disepakati, karena ketidaksamaan pemahaman akan mengganggu keindahan momen yang direncanakan.

2. Mudik Online Terkesan

Seperti momen mudik offline, setelah sholat Id keluarga berkumpul. Anak-anak akan datang sungkem ke orang tua. Jika di sungkem offline, ada saja keluarga yang tercecer karena faktor jarak atau rumah agak berjauhan bahkan berbeda kota, maka di sungkem online ini semua keluarga bisa 'tumplek bleg' terhimpun dalam satu suasana. Ini menjadi kelebihan momen reuni keluarga yang tak terduga.

Dengan semakin banyaknya keluarga berpartisipasi, kita pasti ingin momen mudik online memiliki kesan yang mendalam. Yang harus diantisipasi adalah situasi ketika semua terintegrasi dalam satu tamplan layar, maka lalu-lintas percakapan dan arah pembicaran akan sangat acak. Jika semua berbicara salng sapa suara akan bertumpuk tak keruan, menjadi tidak enak untuk dinikmati dan diikuti. Sangat manusiawi, mungkin ada satu dua keluarga yang akti dan dominan, ada keluarga lain yang pasif tidak ambil peran. Ini tidak baik dibiarkan. 

Solusinya adalah merencanakan konsep acara yang melibatkan seluruh keluarga. Susun acara dengan baik dan detail. Koordinator melempar opsi acara di grup keluarga, item rangkaian acara dan waktunya. Setelah semua setuju, share susunan acara di grup keluarga dan nantinya menjadi panduan yang harus ditaati semua partisipan. Ini akan menjadi aspek yang penting saat momen interaktif mudik online berlangsung.

Bagi tugas jika ada sisipan tilawah Qur'an, Tausyiah Idul Fitri, Kesan pesan salam tiap keluarga, Nasehat orangtua, acara bebas saling sapa, petugas do'a, dan lain-lain. Untuk acara yang sifatnya satu arah host berperan untuk mengatur mute/unmute seluruh partisipan supaya tidak terjadi gangguan di tengah-tengah acara. 

Anda pasti tidak nyaman jika saat orangtua berdoa, teriakan anak-anak atau tawa ngakak anggota keluarga terdengar  oleh seluruh keluarga partisipan yang lain. Ini hal kecil yang penting diantisipasi oleh host. Jika ada yang tidak menaati, karena arogan atau dominan, host bisa mute audio sementara  perangkatnya. Itu tidak akan terdengar oleh anggota keluarga yang lain. Tap hal-hal begini harus dilakukan dengan sangat bijaksana. Kerangka besarnya adalah kenyamanan bersama seluruh pastisipan, sehingga momen menjadi sangat terkesan.

3. Mudik Online Terdokumentasikan

Dan ada satu lagi tips yang saya sarankan supaya kesan yang sudah terbangun saat acara mudik online di masa pendemi covid19 ini menjadi tidak terlupakan dan bisa dikenang di lain masa.  Host atau anggota keluarga lain yang faham tentang aplikasi streaming recording sebaiknya ditunjuk, disarankan untuk mendokumentasikan momen mudik online yang penuh kesan tersebut.

Host bisa merekam seluruh aktivitas momen tersebut dengan mudah karena memang tersedia fasilitas recording, berbeda dengan partisipan yang perlu ijin dari host untuk merekam. Jika host sudah cukuo kerepotan karena terbatasnya resources perangkat, atau kuatir nantinya akan merepotkan, maka anggota keluarga yang lain, siapapun bisa menggunakan aplikasi alternatif.

Merekam momen di mudik online (dokpri)
Merekam momen di mudik online (dokpri)

Ada banyak aplikasi perekam layar atau audio, atau keduanya. Screen capture hany amerekam layar video, audio recording hanya suaranya yang terekam. Alikasi ini akan menjadi janggal karena hanya sebagian kesan yang terekspos, sementara bagian lain harus kita imajinasikna.

Saya rekomendasikan aplikasi gratis Apowersoft Streaming Video Recorder yang mudah dalam penggunaan. Dengan aplikasi ini tidak ada pembatasan besar data sehingga selama kegiatan masih berlangsung dan belum distop, maka momen akan terus terekam. Komplit audio dan video.

Momen mudik online masih akan berlangsung dalam beberapa hari ke depan atau anda mulai dari sekarang. Masih ada momen-momen menarik yang bisa diagendakan dalam rangka mudik online. Bisa berbuka bersama, Tadarrus dan takbir bersama, atau ide kreatif lainnya. Ambil langkah inisiatif demi momen keluarga yang terkesan dan tak terlupakan.

Akan sangat disayangkan kita yang melek teknologi abai dengan keleluasaan ini. Orang tua dan keluarga di kampung mungkin tidak tahu. Mereka 'nrimo' dengan keadaan tanpa didatangi anak-anak, cucu-cucu dan keluarga lainnya. Tapi kita juga tidak tahu, kalau beliau-beliau ternyata menangis di dalam hati, merasa sepi tak dikunjungi.

Kebahagiaan yang sirna karena pandemi jangan kita sesali karena kita tidak inisiatif untuk mewujudkan mudik online yang asyikk ini.

Semoga bermanfaat.

alifis@corner

16 Mei 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun