Mohon tunggu...
Isa Saburai
Isa Saburai Mohon Tunggu... Freelancer - Lagi nyari jati diri, tetapi terlanjur dipaksa mencintai

Isa Saburai adalah seorang anak petani yang suka mencari inspirasi dari setiap sisi. Suka menyendiri bukan berarti tidak butuh teman untuk berinteraksi.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Miris! Pengajar Al-Qur'an Tidak Pernah Membaca Al-Qur'an

10 Maret 2023   06:44 Diperbarui: 10 Maret 2023   06:47 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat pagi Sahabat Koko Isa Saburai. Bagaimana kabar kalian sekarang? Semoga selalu diberikan kesehatan yang sempurna dan berkah. Aamiin

Membaca Al-Qur'an adalah suatu kegiatan yang sangat dicintai oleh Allah Swt. dan mendatangkan pahala, lho, Sob. Apalagi membaca Al-Qur'annya bisa sampai istiqomah setiap hari setelah salat lima waktu atau salat sunah.

Sungguh indah bukan? Namun, terkadang miris banget dengan seorang guru Al-Qur'an yang tidak pernah membaca Al-Qur'an. Mereka pandai dalam memotivasi orang lain untuk membaca Al-Qur'an, tetapi dirinya saja lalai dalam hal itu.

Sebetulnya tidak ada salah memotivasi orang. Namun, hal ini sangat bertolak belakang dan seharusnya mencontohkan terlebih dahulu sebelum memotivasi orang.

Memang, ketika salat kita selalu membaca sebagian Al-Qur'an, tetapi itu sangat berbeda dengan kita membacanya dari surat Al-Baqorah sampai An-Nas (alias khatam). Kita padahal tahu pahala membaca Al-Qur'an. Kita juga tahu, bahwa Al-Qur'an bisa memberikan pertolongan kelak di hari kiamat. Tetapi, kita kenapa malah tidak melakukan hal itu? Apa karena kita terlalu menyepelekan membaca Al-Qur'an sehingga dengan sendirinya hati kita jauh mencintainya?

Berpikirlah dengan baik, Sobat. Buat apa ilmu banyak, tetapi tidak diamalkan? Buat apa punya Al-Qur'an bangus, tetapi tidak pernah dibaca? Gak malu, kah, mengajari orang mengaji, tetapi dirinya enggan untuk mengaji?

Dengan kita istiqomah membaca Al-Qur'an, di situlah hati kita akan menjadi tenang dan damai. Kita juga akan menjaga ucapan dan perbuatan di setiap harinya.

Menjadi guru ngaji itu harus bersih lahir dan batinnya sehingga murid yang kita bimbing secara tidak langsung akan ikut terpancarkan cahaya pemahaman dalam membaca Al-Qur'an.

Yuk! Saat ini kita sama-sama berbenah. Jangan sampai kita jauh dari Al-Qur'an apalagi punya keniatan melupakan Al-Qur'an. Untuk yang sudah istiqomah membaca Al-Qur'an jangan bangga, tetapi terus merasa rendah diri dan harus lebih istiqomah lagi.

Masa, iya, kita lebih nyaman memegang handphone daripada memegang Al-Qur'an? Masa, iya, mata lebih suka menatap film Drakor dan bermain game daripada membaca Al-Qur'an?

Semoga kita semua diberikan rasa cinta kepada Al-Qur'an sehingga dengan mudah kita membaca dengan istiqomah dan menjadi penolong di akhirat kelak. Aamiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun