Mohon tunggu...
Isa Ansyori
Isa Ansyori Mohon Tunggu... -

Pengendali Dampak Lingkungan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Belajar dari Letusan Gunung Sinabung dan G. Kelud

13 Maret 2014   18:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:59 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kejadian yang beruntun yaitu musibah letusan Gunung Sinabung dan Gunung Kelud, yang dengan kejadian tersebut menimbulkan polusi melalui media udara. Kejadian polusi udara  G. Sinabung terjadi dengan area yang tidak seluas polusi udara  dari G. Kelud. Belajar dari kejadian letusan gunung kelud tersebut Kementrian Lingkungan Hidup cq, Pusarpedal untuk dapat mengoptimalkan informasi kepada masyarakat mengadakan work shop penyempurnaan pemantauan kualitas udara.

Polusi udara bersifat tidak dibatasi wilayah (transboundary ) , karena bisa mengalir kemana saja, sehingga pemantuan polutan udara seperti SO2,NO2,PM10 dan PM2.5 serta ozon menjadi sangat penting karena bisa mengganggu kesehatan masyarakat.

Saat ini, pemantauan kualitas udara dilakukan oleh berbagai instansi pemerintah. Instansi pemerintah antara lain Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL), Balai Teknik Laboratorium Lingkungan (BPPT), Badan Tenaga Nuklir (BATAN, Balai Hyperkes-Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi juga Pemerintah Provinsi.

Mekanisme aliran data menggunakan tiga cara, yaitu :

1. Otomatis dan Elektronik : Air Quality Monitoring System (AQMS), data alat pantau terkirim otomatis ke server secara online/Real Time

2. Manual – Elektronik : via Modular Tematik SILH dan SLHD, di entry manual dikirim online, atau via Fax atau SMS Center (darurat): waktu +/- 1 minggu

3. Manual – non elektronik : Laporan rutin, misalnya SPM, SLHD dan lain-lain: waktu +/- 2 minggu

Menjadi permasalahan adalah kejadian yang tidak terduga biasa terjadi dengan rusaknya pengiriman data secara real time ke pusat data. Untuk itu disepakati dengan data secara manual sehingga masyarakat dapat memperoleh informasi yang tepat dengan kejadian polusi udara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun