Mohon tunggu...
Iryuma Zahra Mutia
Iryuma Zahra Mutia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa semester tujuh.

Perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Hanggar Sampah KSM Karangcegak, Mengolah 50 Ton Sampah Setiap Harinya

31 Agustus 2023   09:03 Diperbarui: 31 Agustus 2023   09:21 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hanggar sampah yang dikelola oleh kelompok masyarakat desa Karangcegak menjadi percontohan bagi Kabupaten Banyumas dan daerah-daerah lain karena pengelolaan sampah yang mereka lakukan dapat terbilang sudah tertata dengan baik. Hanggar sampah yang disebut KSM Mekarsari ini berdiri sejak tahun 2017. Saat ini dikelola oleh Bapak Sidiq dan memberdayakan masyarakat desa Karangcegak dan sekitarnya. Jam operasional hanggar sampah KSM Mekarsari ini dimulai dari pukul 07.50 -- 15.30 WIB.

Setiap harinya, KSM Mekarsari biasanya menerima 8 dam truk sampah yang dapat dikelola pada hari itu juga. Sampah-sampah yang datang ke hanggar dapat mencapai 50 ton dan akan langsung dipilah sesuai dengan kategori sampah yang sudah mereka tentukan di awal. Truk-truk ini mengambil sampah dari 3.000 KK yang tersebar di beberapa wilayah Purwokerto, 51 instansi pemerintah, rumah usaha, dan beberapa pasar, seperti pasar wage, pasar kemukusan, dan pasar banaran.

KSM Mekarsari memiliki 57 karyawan yang mengolah sampah dari pengangkutan hingga proses akhir, karyawan hanggar itu sendiri berasal dari desa Karangcegak dan desa lainnya yang masih berada dalam kecamatan Sumbang. Sampah yang datang ke hanggar akan langsung ditumpahkan ke mesin conveyor sampah untuk dipilah oleh beberapa pekerja sesuai dengan kategori sampahnya. Sampah-sampah ini dikelompokkan menjadi beberapa bagian, seperti dus, plastik putih/warna, gelas bening/warna, dan botol-botol minuman plastik.

Sampah organik seperti buah-buahan atau makanan akan langsung hancur menjadi bubur sampah. Hasil dari pengolahan bubur sampah ini nantinya akan dijemur, lalu saat sudah kering akan dijadikan pupuk kompos. Sedangkan sampah anorganik seperti plastik, akan diolah menjadi RDF (Refuse-Derived Fuel). 

Kompos hasil olahan bubur sampah akan diambil oleh dinas untuk pupuk taman kota dan sisanya dijual dengan harga Rp1.000/kg. Selain mengolah sampah menjadi kompos, KSM Mekarsari juga memilah sampah botol plastik untuk diperjual-belikan kepada tukang loak.  Hanggar sampah KSM Mekarsari ini juga bekerjasama dengan PT. Holcim dan PLTA Adipala di Cilacap untuk bahan baku pembakaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun