Mohon tunggu...
Muhammad Irsyad Khalid
Muhammad Irsyad Khalid Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Ketua PW IPM Jawa Barat | Instagram: irsyad_01 email: irsyadabot@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Menjemput Bulan Ramadhan

24 Februari 2024   22:54 Diperbarui: 12 Maret 2024   14:26 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Banyak yang dapat dibicarakan sekitar Bulan Puasa ini. Umpamanya saja, persoalan kapan waktu Bulan Puasa itu dimulai (dan diakhiri), merupakan bahan perselisihan yang kadang-kadang sulit untuk diselaraskan antara para pemegang doktrin rukyah dan hisab. Biasanya perselisihan itu sejajar dengan perbedaan orientasi beberapa kelompok umat Islam Indonesia. Tetapi setidak-tidaknya melalui cara serta persoalan bagaimana permuIaan dan penghabisan bulan puasa ditetapkan, sedikitnya dapat diketahui sampai di mana perkembangan pemikiran di kalangan masyarakat Islam.

Bulan puasa yang juga sering disebut sebagai bulan suci. Tetapi mungkin lebih tepat disebut bulan penyucian (diri manusia). Sepanjang ajaran agama Islam, manusia tanpa kecuali dilahirkan dalam kesucian (fitrah). Tetapi manusia juga dilengkapi dengan naluri keinginan atau nafsu yang tidak jarang juga merupakan potensi adanya dorongan-dorongan utk berbuat hal-hal yang berlawanan dengan kesucian kemanusiaan atau fitrahnya. Dengan begitu ia mengotori diri sendiri dan merugikannya. Atau dalam bahasa agama hal itu dikenal sebagai dosa, maka manusia dengan sendirinya tak mungkin berbuat sesuatu terhadapnya baik merugikan ataupun menguntungkan. 

Dosa manusia bukanlah sesuatu yang tak mungkin dihapuskan. Penghapusannya dilakukan melalui lembaga pertobatan atau penyucian. Sesuai sabda nabi bahwa setiap anak cucu Adam, yaitu seluruh manusia ini, adalah pembuat kesalahan; namun sebaik baik orang yang salah ialah mereka yang bertobat. Dan dalam Kitab Suci disebutkan bahwa hendaknya manusia sekalipun telah melampaui batas dalam perbuatan yang merugikan kesucian dirinya sendiri atau melakukan dosa, tidak berputus asa dari kasih sayang Tuhan. Sebab Tuhan mengampuni segala dosa; Dia adalah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.

Sejatinya tobat dapat dilakukan orang setiap saat. Khususnya pada setiap saat menanamkan kesadaran kembali pada diri sendiri akan kesalahan-kesalahan yang telah diperbuatnya. Tetapi agama juga menyediakan dalam setahun di bulan Ramadan secara khusus sebagai saat melakukan pertobatan umum dan serentak secara intensif. Karena dosa merugikan diri sendiri, maka penghapusannya tentu menguntungkan diri sendiri dan membahagiakannya. Seperti yang dikatakan Dante, dosa membawa orang ke neraka (inferno), dan untuk membebaskannya ia harus diproses dalam kancah penyucian (purgatorio), agar dengan begitu ia dapat kembali ke keadaan bahagia atau surga (paradisso). Dan kebahagiaan itu ada dalam penemuan diri sendiri yang diliputi oleh kesucian asal atau fitrah. Kesadaran kesucian itu diperoleh karena seseorang sanggup berkomunikasi kembali dengan Tuhan Yang Mahasuci. Maka sesungguhnya inilah tujuan ibadah puasa.

"Wahai orang-orang yang percaya, diwajibkan atas kamu sekalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu menjadi orang-orang yang bertakwa," (Qs. 2:183).

Demikian terbaca dalam kitab suci al-Qur'an. Dan hakikat takwa ialah keeratan komunikasi dengan Yang Mahatinggi. Menurut Eric Fromm, itulah puncak pengalaman keagamaan. Sebab pengalaman keagamaan pada hakikatnya ialah intensitas perenungan tentang kemutlakan (ultimacy) dan makna hidup.

Tetapi seperti dikatakan oleh Umar ibn Khathab, banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa kecuali rasa lapar dan dahaga saja. Mereka adalah orang-orang yang "tenggelam dalam syarat tetapi lupa tujuan". Hal itu disebabkan oleh proses rutinisasi, yang sering membuat orang berhenti dan hanya mementingkan segi lahiriah saja, tanpa menyentuh segi-segi yang lebih mendalam dan intrinsik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun