Pepatah Jawa mengatakan digugu dan ditiru. Guru merupakan salah satu cara atau media dimana kita bisa mendapatkan suatu ilmu. Pendidikan tidakakan berjalan jika tak ada pendidik. Guru merupakan faktor sentral dalam tercapainya tujuan pembelajaran. Guru merupakan pentransfer ilmu kepada murid.
Pentingnya peranan guru dalam membangun dan mendidik generasi muda salah satunya tergambarkan pada masa Perang Dunia II. Ketika bom dijatuhkan di kota Hirosima dan Nagasaki oleh tentara sekutu (Amerika). Pada masa itu Jepang lumpuh total, bukan hanya ratusan juta jiwa korban namun juga timbulnya efek radiasi bom atom yang membutuhkan waktu 50 tahun untuk kembali normal.
Jepang terpaksa menyerah kepada sekutu. Kaisar Hirohito kemudian memanggil seluruh Jendral yang masih tersisa dan menanyakan kepada mereka “Berapa jumlah guru yang masih tersisa?”
Para Jendral yang berada dihadapannya bingung mendengar pertanyaan Kaisar Hirohito dan menegaskan kepada Kaisar bahwa mereka masih bisa menyelamatkan dan melindungi Kaisar meskipun tanpa seorang guru.
Kemudian Kaisar Hirohito menegaskan kembali dan berkata, “ Kita telah jatuh, karena kita tidak belajar. kita kuat dalam senjata dan strategi perang. Tetapi kita tidak tahu bagaimana mencetak bom yang sedahsyat itu. Jika saat ini kita tidak bisa belajar dengan cara apa kita mengejar mereka? Setelah itu Kaisar Hirohito memerintahkan untuk mengumpulkan seluruh guru yang masih tersisa di kerajaan, karena saat ini seluruh kerajaan bertumpu kepada mereka.
Jepang telah menunjukkan betapa pentingnya guru. Dengan campur tangan guru Jepang mampu bangkit dan melahirkan berbagai profesi yang saat ini membuat produk-produk teknologi canggih. Bahkan saat ini Jepang telah menjadi ancaman serius bagi negara yang membuatnya terpuruk.
Guru merupakan seorang pahlawan walaupun dia tak pernah mengorbankan darahnya. Namun ia mengorbankan selurih jiwa raganya dengan mendidik, mengajar, membimbing dan menjadi uswah (teladan) menuju sebuah kemerdekaan. Kemerdekaan dari kebodohan serta kemiskinan dengan ilmu yang telah diajarkan olehnya. Dengan sabar, ikhlas penuh kasih sayang guru mendidik sesuai dengan bakat dan minat anak yang mampu melahirkan berbagai macam profesi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H