Mohon tunggu...
Irwanto
Irwanto Mohon Tunggu... Tutor - Social Engineering pengelolaan sampah

Praktisi Sampah dan pendamping Tata kelola Persampahan rumah tangga dan sejenis sampah rumah tangga.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Songgom Brebes dalam Pengembangan Pariwisata

24 September 2021   20:57 Diperbarui: 24 September 2021   21:07 1443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KetFot: Foto selamat datang dari pengurus Goa Lawa Bpk. Abdul Kharis dan tim lainnya (Dokpi)

Cerita penuh  sejarah

Menurut cerita warga sekitar yang penulis  wawancarai  bernama Bpk. Udin (55tahun) yang kebetulan juga pemilik warung jembatan hitam 300meter dari jalan utama wisata Goa Lawa ini menceritakan banyak hal tentang Goa lawa yang belum banyak orang ketahui sebab ia sejak kecil sudah sering bermain di area sekitar Goa Lawa  yang pada  waktu itu masih hutan dan masih terdapat rel kereta uap untuk mengangkut gamping sebagai campuran pembuatan gula, ungkapnya.

Menurut cerita beliau Goa lawa dulu ketika ia remaja  tidak  sama seperti sekarang, dahulu mulut Goa Lawa itu sempit untuk dimasuki orang dewasa, bahkan ia menceritakan kepada penulis dahulu pada tahun 60han di dalam Goa masih terdapat patung yang diduga fosil yang berbentuk kepiting kerang, kura-kura dll sejenis binatang laut yang hidup di antara trumbuh  karang yang masih menempel di dinding Goa tetapi itu semua hilang tanpa berita

Dinamit

Masih dari cerita Bpk. Udin, Se ingatan beliau tahun 70han Goa lawa pernah dihancurkan menggunakan Dinamit (Bom tanam)  di  mulut Goa yang diduga untuk di ambil batuan gampingnya sebagai campuran pembuatan  Gula ,bahkan Goa tersebut mau di runtuhkan untuk di ambil batuan gampingnya namun selalu gagal sehingga urung dilakukan dan hanya mengambil batu gamping di sekitar bukit tersebut

Peninggalan bekas jembatan kereta uap

Sekitar 250 meter terdapat jembatan kereta uap peninggalan masa penjajahan Belanda yang terlihat berdiri dengan kokoh  melintang dari utara ke selatan yang mana jembatan itu menuju bukit dimanah keberadaan  Goa Lawa tersebut dan di sekitar bukit tersebut adalah hutan jati milik Perhutani dengan struktur batuan gamping sehingga apa yang diceritakan oleh bapak Udin ini bahwa keberadaan  kereta uap ini hanya untuk mengangkut batuan gamping  sangat masuk akal kebenarannya dan seperti yang kita ketahui bahwa kereta uap pada masa itu paska Indonesia  merdeka  memang digunakan untuk mengangkut tebu.

Sungai yang tak pernah kering  saat kemarau

Sebelum kita sampai di tempat wisata itu kita akan melewati jembatan baru di samping jembatan bekas kereta uap yang masih kokoh berdiri di atas sungai yang mana menurut pengakuan warga  sungai ini tidak pernah kering  saat musim kemarau walaupun struktur sungainya batuan dan pasir. 

Gotong royong

KetFot: Gotong royong membuat WC dan sumur (Dok Abdul Kharis)
KetFot: Gotong royong membuat WC dan sumur (Dok Abdul Kharis)
Dalam memajukan destinasi wisata agar layak sebagai tempat wisata  para pengurus, warga dan dibantu pihak aparatur desa bergotongroyong untuk berbenah membuat prasarana seperti WC dan membuat sumur bor agar para pengunjung dan pedagang  merasa nyaman dan senang akan fasilitas yang di siapkan oleh pengurus sebab tempat wisata Goa lawa ini jauh dari pemukiman warga atau fasilitas umum yang ada di desa  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun