Mohon tunggu...
Irwanto
Irwanto Mohon Tunggu... Guru - Guru/Guru PAI /SD Negeri 107 Palembang

Saya mempunyai hobi bernanam tanaman

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 1. 3 Visi Guru Penggerak

19 Mei 2024   21:15 Diperbarui: 19 Mei 2024   21:20 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Irwanto (Koleksi Pribadi)

Koneksi Antar Materi modul 1.3 Visi Guru Penggerak

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3

 

Oleh: Irwanto, S. Pd. I
CGP Angkatan 10 Kota Palembang

Dalam Kegiatan Koneksi antar materi ini akan dijelaskan tentang keterkaitan antara peran pendidik dalam mewujudkan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan Profil Pelajar Pancasila pada peserta didiknya dengan paradigma inkuiri apresiatif (IA). Ki Hajar Dewantara menekankan bahwa tujuan pendidikan itu menuntun tumbuhnya kekuatan kodrat anak sehingga dapat memperbaiki lakunya. Karena itu, peran pendidik adalah menuntun kekuatan kodrat (potensi) agar mencapai keselamatan sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Dalam proses ini anak harus diberikan kebebasan, namun pendidik sebagai ‘pamong’ dapat memberikan tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ akan memberikan tuntunan pada anak untuk menemukan kemerdekaannya.

Pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara tersebut masih  relevan untuk diterapkan pada pendidikan saat ini. Proses menuntun yang memerdekakan ini menjadi tema besar pendidikan nasional, yakni merdeka belajar. Merdeka belajar merupakan salah satu upaya kemerdekaan dalam berpikir dan berekspresi. Pada dasarnya program Merdeka belajar bertujuan untuk memerdekakan guru dan siswa, seperti semangat Bapak Pendidikan kita Ki Hajar Dewantara dalam hal pendidikan.

Program Merdeka Belajar bertajuk Sekolah Penggerak adalah salah satu kebijakan yang diluncurkan oleh Mendikbudristek yang bertujuan untuk mencetak pelajar Indonesia yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila. Sehingga visi dan misi pendidikan nasional adalah mewujudkan profil pelajar pancasila. Pelajar Pancasila merupakan perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

Untuk mencapai visi tersebut maka diperlukan suatu rancangan yang disebut dengan inkuiri apresiatif (IA). Inkuiri apresiatif adalah manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan yang dapat dimulai dengan mengidentifikasi hal baik yang ada di sekolah, kemudian mencari cara agar hal baik tersebut dapat dipertahankan dan memunculkan strategi perubahan ke arah yang lebih baik lagi. Implementasi IA terdiri atas 5 tahapan yang dirangkum dalam sebuah akronim BAGJA yang meliputi:

  1. B = Buat pertanyaan. Langkah ini digunakan sebagai penentu arah penelurusan terkait perubahan yang kita inginkan. Berikut ini contoh pertanyaan yang dapat digunakan untuk memulai proses lainnya.

  2. A = Ambil pelajaran. Langkah ini dapat dilakukan setelah pertanyaan utama disepakati. Bagian ini akan menuntun mengambil pelajaran dari pengalaman individu atau kelompok baik dalam unsur yang berbeda maupun sama.

  3. G = Gali mimpi. Pada tahapan ini komunitas sekolah (Kepala Sekolah, Guru, Siswa) akan menggali mimpi sebagai keadaan ideal yang diinginkan dengan digambarkan secara rinci melalui sebuah narasi dan diperlukan pertanyaan-pertanyaan pemandu dalam penyusunan narasi,

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun