Mohon tunggu...
Irwan Syach
Irwan Syach Mohon Tunggu... -

experience is the best teacher

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pemuda dan Masjid

5 Juli 2017   14:12 Diperbarui: 5 Juli 2017   14:19 1446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: dok.pribadi

Pemuda masjid adalah perkumpulan pemuda/pemudi masjid yang melakukan aktivitas sosial dan ibadah di lingkungan suatu masjid. Pemuda masjid adalah yg perasaan hatinya, kecenderungannya, & aktifitasnya selalu ia gantungkan di masjid. Pemuda dan Masjid adalah entitas yang harus dilestarikan keberadaannya sebagai batu-bata dalam peradaban Islam. Selain harus selalu menjaga shalat 5 waktunya di masjid. Pemuda masjid juga harus membentuk pola pikir yang unggul, yaitu pola pikir sebagai perekayasa, pembebas, penjelajah dan inovasi dalam mensyiarkan da'wah dengan ide idenya.

Urgensi remaja masjid  adalah sebagai pengerak perubahan pada pola pikir. Dakwah pemikiran ini adalah langkah awal. Karena pemikiranlah yang membentuk dan memperkuat mafahim (persepsi) kita terhadap segala sesuatu. manusia selalu mengatur tingkah lakunya dalam kehidupan ini sesuai dengan mafahim-nya terhadap sesuatu, tingkah laku manusia selalu berkaitan erat dengan mafahim yang dimilikinya. Maka apabila kita hendak mengubah tingkah laku manusia yang rendah menjadi luhur, maka tidak ada jalan lain kecuali harus mengubah mafahimnya terlebih dahulu.

Di  dalam al-qur'an sendiri banyak sekali dijelaskan tentang peranan pemuda dalam berjuang demi membela agamanya. Pemuda tidak dapat lepas dari fitrahnya sebagai penggerak peradaban, pejuang kebenaran. Dalam sejarah Islam juga banyak sejarah yang ditorehkan oleh para pemuda, salah satunya ialah Imam Syafi'i yang di usianya baru 12 tahun sudah berada di puncak kursi fatwa, Imam Bukhari dalam usia 17 tahun sudah menulis kitab shahih Bukhari dengan segala regulasi, otoritas, dll

maka miris ketika ada Masjid\ Mushola yang jumlah jamaahnya rata-rata 90% usianya 40th, 8% usianya 40th, selebihnya 2% adalah anak2. Dimana para pemuda masjidnya sholat  berjamaah??...Miris ketika ada pemuda masjid yang mentalnya rusak dg paham kebebasan (liberalisme) & serta merta lupa darimana komunitas keislamannya  berasal??...

Miris ketika hari ini, di negeri ini, ketika ketidak adilan merajalela, krisis kepercayaan meletus mereka di garda terdepan harusnya menentang penguasa yang zalim, menjadi pengatup persatuan nasional yang kuat. malah terjebak pergaulan yang busuk, berubah sebagai hipokrit, bahkan malah tak sedikit yang jatuh di lembah kehinaan.

 Masih adakah "pemuda masjid" hari ini?

Sungguh.. sejarah pasti akan terulang, Islam pasti akan bangkit ditempat & waktu yang sama Jangan biarkan sejarah tidak mencatat nama kita karena tidak ambil bagian didalamnya. Hanya bersungguh-sungguh dan istiqomah sajalah kita akan dihargai. Cukup pengetahuan dan tentang kenangan dimasa-masa lalu amat penting yang mana mengajarkan kita tentang arti perjuangan dan kemenangan. Di negara ini kita bersyukur karena da'wah tidak sesulit dinegara-negara lain. Bagi calon atau mantan pemuda-pemuda masjid, datangilah mana-mana kajian yang terus meningkatkan pengetahuan tentang Islam. Dengan cara ini progres pembinaan personal yang baik akan dihasilkan. Berharap dengan adanya regenerasi yang kokoh ini  mampu mencapai ketamadunan Islam yang hebat.

"Hanyalah yang memakmurkan Masjid-Masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk". (QS 9:18, At Taubah)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun