Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Validasi Sebagai Bukti Menjejakkan Kaki di Tempat Wisata

3 Mei 2016   11:45 Diperbarui: 3 Mei 2016   11:51 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebiasaan saya setiap mengunjungi suatu objek wisata, sama seperti kebanyakan orang lain, segera mencari lokasi yang paling indah untuk berfoto. Tapi di samping itu, saya juga mencari suatu papan nama atau berupa apapun sepanjang ada tulisannya, yang menjelaskan apa nama objek wisata yang lagi dikunjungi dan di mana terletaknya. Lalu saya pun berfoto dengan latar belakang tulisan tersebut, sehingga saya punya catatan, dan nantinya tidak perlu mengingat-ingat, bila kelak melihat kembali album foto lama.

Mungkin yang paling top secara internasional adalah tulisan besar "Hollywood" di lereng bukit Hollywood. Di dalam negeri seingat saya, hal serupa terdapat di bukit kota Jayapura bertuliskan "Jayapura City" dan di Batam, kalau kita keluar dari bandara menuju pusat kota terlihat tulisat "Welcome to Batam" dalam ukuran besar di pinggang bukit. 

Lalu Pantai Losari di Maksssar juga membuat hal serupa, tulisan besar di pinggir pantai menjadi lokasi favorit untuk berfoto, meski pantainya sendiri tidak begitu indah, tapi tertutup dengan taman berhiaskan tulisan besar.

Kemudian bagaikan virus, tulisan besar menyebar ke mana-mana. Sekarang praktis setip kota punya hal seperti itu. Di Bandung dan Surabaya, belakangan juga di Jakarta, semua taman punya tulisannya. Menurut saya, untuk kepentingan fotografi dengan kamera yang biasa saja (umumnya kamera hape), tulisan jangan terlalu besar sehingga susah ter-cover semuanya. Juga jangan terlalu kecil, dan jangan menutupi keindahan alam di lokasi tersebut.

Ada pula tulisan yang pakai bahasa "plesetan". Karena di Amsterdam ada tulisan "I am sterdam", maka di Ambarawa ada tulisan besar "I am barawa" dengan simbol hati atau simbol cinta antara huruf I dan am. Yang beginian juga menarik menjadi latar belakang foto. 

Kenapa saya suka hal seperti di atas? Karena menurut saya hal tersebut merupakan validasi, bukti yang sah bahwa saya pernah menjejakkan kaki di tempat tersebut. Teman-teman saya dalam suatu trip wisata langsung mengerti bila saya berteriak:"Ayo, validasi dulu", begitu saya menemukan suatu tulisan. Sayang meski tadi saya tulis sudah menyebar bagai virus, masih ada tempat yang tidak punya simbol untuk validasi, seperti yang bulan lalu saya temui di Pantai Pulau Merah, Banyuwangi.

Pendapat saya, ukuran tulisan di banyak pantai yang berjejer di bagian selatan Wonosari, Yogyakarta, termasuk ideal. Di sana ada Pantai Indrayanti, Baron, Krakal, Kukup, dan sebagainya. Hurufnya dengan ukuran tubuh manusia masih sebanding. Kalau manusianya jadi sangat kecil ketimbang huruf, rasanya jadi kurang proporsional. Sayang file saya tentang hal itu tidak ketemu, tapi ada contoh tulisan di Masjid Raya Sumatera Barat yang juga ideal menurut saya.

Di bawah ini beberapa foto yang saya ambil dari koleksi pribadi.

[caption caption="Lembah Harau.sayang tak punya tulisan besar"][/caption]

[caption caption="Tulisan Pagaruyung terlalu kecil dilihat dari Istana Pagaruyung"]

[/caption]

[caption caption="Masjid Raya Sumbar. Ukuran ideal"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun