Menjamurnya jumlah bank di negara kita, bahkan sampai jauh ke pelosok kecamatan, membawa dampak positif bagi masyarakat banyak. Produk-produk bank semakin dikenal. Saat ini, sudah biasa kalau seseorang, sejak remaja, sudah punya tabungan di bank. Bagi bank, tabungan demikian penting artinya, karena dianggap sebagai dana murah, karena rata-rata bank memberikan suku bunga amat rendah bagi si penabung. Tak heran kalau bank berpromosi gila-gilaan dengan mengumbar berbagai hadiah besar demi menjaring tabungan masyarakat. Beda dengan deposito, yang disebut dana mahal, harus diberikan imbalan suku bunga tinggi, karena deposan besar sangat sensitif dengan perubahan suku bunga. Artinya, si deposan sering berpindah-pindah bank tergantung bank mana yang suku bunganya lebih tinggi.
Banyak penabung yang heran, kok tabungannya rp 8 juta, lama-lama bukannya bertambah, malah tergerus. Menghitungnya gampang. Rata-rata bunga tabungan sekarang hanya sekitar 3% (bandingkan dengan deposito yang sekitar 7%). Kalau 3% artinya bunga setahun cuma Rp 240.000, atau setelah dipotong pajak atas bunga sebesar 20%, tinggal bagi penabung cuma rp 198.000 setahun atau rp 16.500 sebulan. Padahal ada lagi potongan biaya administrasi, sekitar Rp 15.000 sebulan. Akhirnya sisa untuk penabung cuma Rp 1.500 per bulan, yang segera akan minus begitu kena charge karena melakukan tarnsaksi melalui atm, seperti transfer ke rekening di bank lain, bayar listrik, dan sebagainya. Bayangkan kalau saldo tabungan hanya rp 5 juta, dan tidak ditambah dalam jangka lama, betapa cepat tergerusnya.
Dari contoh di atas, sebaiknya saldo tabungan minimal dijaga pada jumlah rp 10 juta. Tabungan memang bukan instrumen investasi, tapi sekadar tempat yang aman untuk menyimpan uang yang sewaktu-waktu bisa diambil. Jangan juga jumlahnya terlalu besar, karena lebih baik didepositokan, kecuali kalau memang akan segera digunakan. Semoga bermanfaat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI