Kalau anda ke Bandung, yang terbayang pastilah berbelanja di factory outlet dan berburu makanan enak. Ya, Bandung memang identik dengan fashion dan kuliner.Tapi penciuman bisnis pelaku usaha di Bandung semakin jeli. Wisata kreatif tumbuh pesat sebagai bisnis sampingan dari suatu bisnis utama. Saung Angklung Mang Udjo, Pondok Darut Tauhid-nya Aa Gym, bisa disebut sebagai contoh wisata kreatif.Â
Saya bersama belasan teman se kantor, kebetulan mengikuti pelatihan kewirausahaan yang diadakan oleh MBV, salah satu training provider di bidang bisnis yang berpengalaman. Dalam pelatihan tersebut, di samping diberikan teori di kelas, juga diajak meninjau langsung ke tiga buah perusahaan yang dulunya dimulai dari skala kecil, sekarang telah sukses menjadi berskala besar.Â
Ternyata ketiga perusahaan tersebut memang sudah mengemas kunjungan grup wisata untuk melongok dapurnya, dengan pemandu yang khusus bertugas untuk itu. Kami beruntung karena di ketiga perusahaan tersebut, MBV yang sudah punya link dengan banyak pengusaha yang sukses merintis usaha dari bawah, berhasil melobi agar ada acara sharing session dengan pendiri sekaligus pemilik perusahaan. Trick bisnis yang dilakukannya diungkap secara terbuka.
Ketiga perusahaan tersebut adalah, pertama, produsen kaos merk C59. Â Nama C59 tersebut berasal dari alamat lokasi usaha ini dimulai yakni gang Caladi nomor 59, Bandung, di tahun 1980. Pendirinya adalah Wiwied dan Maria, pasangan yang saat itu baru menikah. Usaha gigih berjualan kaos dengan mengandalkan gambar atau tulisan yang unik dengan mutu kain yang baik tersebut, berkembang pesat sehingga Wiwied mampu membeli areal yang luas di Jalan Tikukur, Bandung, untuk lokasi pabrik, kantor dan showroom, termasuk ruangan untuk menerima grup pengunjung.
Ada ribuan orang karyawan yang terlibat dalam proses produksi, dari bagian afdruk, sablon, jahit, pengepakan, distribusi, dan penjualan. Penjualannya sudah merambah Eropa di samping negara-negara di Asia Tenggara. Jadi kalau wisatawan Indonesia membeli kaos souvenir di luar negeri, bisa jadi itu berasal dari C59 yang disainnya sesuai order importir di sana seperti bergambar Big Ben atau Menara Eifel.
Kalau di dalam negeri, C59 sudah menyebar dari Sabang sampai Merauke. C59 juga menjadi ladang tempat belajar bagi orang-orang daerah yang tertarik mengembangkan bisnis serupa di daerah masing-masing. Nama besar seperti Joger di Bali dan Dagadu di Yogyakarta dulunya pernah belajar di C59. Jadi, Wiwied tidak takut bersaing dengan anak didiknya, tapi justru menjadi sarana berkolaborasi.
Kedua, perusahaan kue kering Ina Cookies. Ini juga "merangkak" dari bawah saat didirikan tahun 1992 oleh Ina Wiyandini, Â sekarang telah menjadi bisnis besar. Markasnya berada di Bojongkoneng, Bandung, mencakup pabrik yang menampung sekitar 500 pegawai dengan mesin oven yang besar, toko kue, dan restoran. Â Ada 135 jenis kue yang tercipta dari kreatifitas Ina dengan produksi 12.000 kotak kue per hari.Â
Baik Ina maupun C-59 sama-sama dikemas dengan pemasaran yang modern dan publikasi yang luas karena sering diliput stasiun televisi dan media cetak. Demikian pula perusahaan ketiga yang kami kunjungi, yakni Farmhouse, Lembang, Bandung. Perry Tristianto, pemilik Farmhouse, malah menjadikan wisatawan sebagai target market-nya.
Farmhouse semacam obyek wisata tematik berkonsep suasana daerah pertanian di Eropa. Setiap hari tempat ini ramai dikunjungi wisatawan terutama dari Jakarta untuk makan dan berbelanja. Pengunjung punya banyak tempat yang menjadi pilihan untuk berfoto. Di samping Farmhouse, Perry sebelumnya sukses mengembangkan beberapa factory outlet di Bandung, dan obyek tematik All About Strawberry, Rumah Sosis, Tahu Susu, dan Floating Market.
Kunci bisnis Perry adalah kejelian menangkap perubahan gaya hidup terutama ibu-ibu dan remaja, menyediakan produk dan jasa yang sesuai dengan gaya hidup tersebut, dan dikemas secara menarik. Promosi di medsos dari sesama pelanggan yang berfoto di obyek wisatanya, juga menjadi faktor pendukung keberhasilan.
Jadi misalkan anda ke Bandung, di samping berbelanja dan makan, ada baiknya meninjau proses di belakang layar dari suatu usaha. Cari informasi terlebih dahulu tentang tata cara kunjungan agar dapat dilayani perusahaan yang dituju dengan baik. Paling tidak hal tersebut menambah pengetahuan anda.