Hari ini para pegawai di negara kita berbahagia sekali. Libur 3 hari, Sabtu sampai dengan Senin, jarang-jarang terjadi. Tapi, sangat disarankan anda tidak berlibur ke Pulau Bali, kecuali kalau memang berniat untuk merasakan bagaimana Pulau Dewata dalam keadaan sepi sesepi-sepinya. Tahun ini, Hari raya Nyepi Tahun Baru Saka jatuh bertepatan dengan hari Senin, 31 Maret 2014.
Barangkali inilah satu-satunya hari raya yang tidak ada keramaiannya. Tahun Baru Masehi, dirayakan dengan pesta kembang apai hampir di semua belahan dunia. Tahun Baru Imlek, penuh dengan pesta barongsai. Tahun Baru Hijriah, dirayakan dengan berbagai tablig akbar atau pengajian.
Sebetulnya libur nasional Hari Raya Nyepi belum begitu lama diakomodir oleh pemerintah, dan menjadi satu-satunya libur resmi nasional untuk menghormati masyarakat Hindu-Bali. Hari Libur untuk masyarakat muslim dan kristiani sudah lama ada untuk memperingati atau merayakan beberapa event. Kemudian, bagi pemeluk Budha diakomodir libur nasional Hari Raya Waisak, dan untuk masyarakat Kong Hu Cu diakomodir libur Imlek.
Tapi, setahu saya (mohon dikoreksi terutama oleh teman-teman dari Bali), hari raya yang betul-betul "pesta" di Bali, seperti lebaran adalah Hari Raya Galungan. Galungan menjadi hari libur fakultatif hanya berlaku di provinsi Bali. Banyak sekali libur fakultatif di Bali, makanya ada plesetan, Bali adalah kependekan dari "Banyak Libur", karena adalagi libur Hari Raya Kuningan, dan hari-hari lain yang saya tidak ingat istilahnya.
Saya pernah berdinas sekitar 2 tahun di Bali. Saat nyepi kami sekeluarga terpaksa meletakkan tv dilantai, menyetel volume tv sekecil mungkin, dan nonton dengan posisi lesehan. Kalau saja ketahuan oleh pecalang (semacam petugas adat yang melakukan ronda di jalanan selama Nyepi), tentu saya akan ditegur. Banyak hal yang tidak boleh dilakukan saat nyepi, seperti tidak boleh bepergian, tidak boleh ada bunyi-bunyian/hiburan, tidak boleh ada api/listrik, dan tidak boleh bekerja. Semua aktivitas pelayanan umum seperti kantor, pasar, bandara, tempat-tempat wisata dihentikan, kecuali rumahsakit.
Tujuan Nyepi, kalau tidak keliru adalah untuk menyucikan Buana Alit (alam manusia/microcosmos) dan Buana Agung (alam semesta/macrocosmos). Jadi, betapa hebatnya masyarakat Bali, jauh sebelum adanya isu penyelematan lingkungan dengan menghimbau masyarakat se dunia untuk tidak menyalakan listrik serentak selama beberapa jam, di Bali telah dipraktekkan sejak dulu selama 24 jam setiap tahun. Selamat Hari Raya Nyepi bagi yang merayakannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H