Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Latar Belakang Pendidikan Bukan Penentu

27 April 2015   13:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:38 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi ini di TV One ada perdebatan seru terkait latar belakang pejabat baru di beberapa BUMN, yang menurut narasumber diskusi, tidak pas dengan BUMN yang dimasukinya. Tulisan saya berikut ini tidak bermaksud menanggapi diskusi tersebut. Tapi lebih secara umum saja bahwa keberhasilan seseorang dalam berkarir di suatu perusahaan, lebih banyak ditentukan karakter yang telah terbangun dalam dirinya, ketimbang faktor pendidikan dan pengalaman sebelumnya.

Di sebuah bank BUMN yang kebetulan saya ketahui, ternyata dalam merekrut kader pimpinan di masa datang, tidak membatasi dari mereka yang berlatangbelakang fakultas ekonomi. S1 antropologi atau sastra pun, yang secara chemistry jauh dari bank, tetap diterima, sepanjang dari seleksi terdeteksi ia punya antusiasme tinggi untuk mempelajari dan mengimlementasikan hal-hal baru. Antusiasme atau hasrat berprestasi adalah salah satu karakter yang diperlukan, di samping kemampuan berfikir analitis, konseptual dan strategis, terlepas dari apapun S1 nya. Tentu saja integritas adalah hal yang tidak dapat ditawar-tawar. Masih ada karakter lain seperti kemampuan komunikasi, mempengaruhi orang lain dalam mencari pelanggan, dan sebagainya.

Contoh yang aktual adalah Dahlan Iskan, seorang yang pendidikan S1nya di IAIN. Tapi karakter pekerja keras dan kemauan belajar yang tinggi membawa beliau sukses sebagai "raja koran". Kemudian, beliau juga sukses menakhodai PLN, sebelum ditunjuk menjadi menteri BUMN. Ketika beliau diserahi tugas oleh grup Majalah Tempo untuk menjadi pemimpin redaksi Jawa Pos yang waktu itu "hidup segan mati tak mau", beliau berinovasi dengan jurnalisme investigatif yang belakangan jadi trend bagi banyak media. Jadi, kreatifitas dan inovasi jangan terbelenggu oleh latar belakang pendidikan.

Sebagai catatan akhir, sepanjang seseorang telah di assess secara benar, dalam arti bisa mendeteksi karakter inti atau kompetensinya, Insya Allah akan menuai kesuksesan. Hal-hal teknis tentu juga harus dipelajari, tapi ini tidak butuh waktu yang relatif lama.

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun