Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kebanggaan Semu dari Presentasi Ilmiah

24 Maret 2016   11:07 Diperbarui: 24 Maret 2016   11:21 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bahwa para mahasiswa sudah selayaknya memupuk jiwa wirausaha, sejak zaman saya kuliah dulu di era 80-an, sudah dirasakan pentingnya. Tapi sekarang, terutama sejak era teknologi canggih, terjadi pelipat-gandaan mahasiswa yang menekuni wirausaha. Suatu hal yang pantas disyukuri.

Tapi, masih ada mahasiswa bermental "proyek", yang justru dilakukan oleh aktivis organisasi intra atau ekstra kampus. Dulu pun saya akui juga banyak aktivis kampus yang lihai membuat proposal program tertentu, yang membuat sponsor atau instansi pemerintah mau mendanai. Ada memang programnya yang berjalan sesuai proposal, tapi ada pula yang dikerjakan asal-asalan sekadar bukti buat sponsor, terus oknum mahasiswanya mengantongi sejumlah uang surplus.

Sekarang, ada satu model yang marak dilakukan, bahkan bekerjasama dengan universitas di luar negeri. Ceritanya, suatu kali ada mahasiswa mengirim pesan di grup WhatsApp alumni tempat si mahasiswa kuliah, dari salah satu PTN di Sumatera. Ringkasnya ia memohon bantuan alumni untuk membiayai perjalanannya ke universitas di luar negeri, setelah karya tulisnya terpilih untuk dipresentasikan di sana.

Katanya dari pihak universitas tempat si mahasiswa kuliah hanya dapat bantuan Rp 2 juta, masih kurang dana Rp 17 juta. Alumni pun pada saweran, sehingga kekurangan dana dapat terpenuhi. Eh gak taunya 2 minggu setelah itu ada 2 paper dari 2 mahasiswa terpilih untuk presentasi di suatu forum ilmiah di Bali, seminggu setelah itu ada lagi 1 orang yang ke Hongkong, semuanya minta bantuan alumni.

Akhirnya diskusi di grup alumni terbelah dua, ada yang menilai inilah saatnya alumni beramal dengan membantu mahasiswa berprestasi tapi kekurangan dana. Tapi tak sedikit pula yang menilai ini adalah bisnis gaya baru, dan ada tendensi penipuan. Kalau memang panitia di luar negeri yang mengadakan acara ilmiah tersebut adalah pihak yang bonafid, harusnya ada kompensasi bagi peserta terpilih. Tak sedikit pula forum ilmiah internasional yang memberikan biaya perjalanan kepada para penyaji makalah.

Kalau akhirnya peserta yang harus luntang lantung mencari semua biaya, maka akhirnya seperti sebuah perjalanan wisata biasa yang dibungkus dengan presentasi ilmiah. Seberapa besar kadar ilmiahnya pun bisa menjadi tanda tanya, jangan-jangan hanya sekadar memberi kebanggaan semu bagi pesertanya di samping memperpanjang portofolio di CV-nya.

Tentang kebanggaan semu di atas, jauh sebelumnya, sebetulnya di level korporasi sudah jamak diadakan berbagai lomba, dan perusahaan pemenang diundang untuk hadir di acara seremonial penyerahan penghargaan. Ada yang berbasis di Singapura, Hongkong, London, dan sebagainya. Tentu juga banyak yang berbasis di dalam negeri. Semua biaya juga ditanggung penerima. Namun perusahan penerima bisa menjadikannya sebagai bagian dari promosi dengan memajang berbagai penghargaan tersebut dalam iklannya.

Terlalu gegabah untuk mengatakan semua hal di atas sebagai penipuan. Toh, dalam kasus penghargaan kepada korporasi, terjadi pola yang win-win. Tinggal masyarakat saja apakah menjadikan penghargaan yang dijejer dalam iklan sebuah perusahaan, menjadi salah satu faktor pertimbangan untuk membeli produk atau memakai jasa perusahaan tersebut atau mengabaikannya. Untuk kasus mahasiswa pun juga sebetulnya win-win. Tinggal masalahnya donatur mau memberi bantuan atau tidak. Kalau merasa dikerjain oleh si mahasiswa, ya tidak usah dibantu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun