Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Catatan Perjalanan: Lagu Ebiet dan Koper Beranak

19 April 2016   09:42 Diperbarui: 19 April 2016   10:08 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

GA 87, itulah pesawat yang saya tumpangi. Satu-satunya direct flight dari London ke Jakarta. Adapun pesawat lain semuanya pakai transit. Sebagai contoh, bila naik Emirat maka transit di home base-nya Dubai. Begitu pula Singapore Airlines di Singapura. Sepantasnyalah sebagai flag carrier Indonesia, Garuda terbang tanpa transit.

Tapi itu berarti saya harus bisa menyiasati melawan rasa bosan dan mengatasi badan yang pegel selama 13 jam. Berangkat Sabtu jam 21.10 waktu London baru sampai jam 17.15  Minggu besoknya di bandara Soekarno - Hatta. Ada perbedaan waktu, Jakarta lebih cepat 6 jam dari London.

Salut dengan pelayanan Garuda. Di luar makanan yang dibagikan pada jadwal, kalau kita order minuman atau makanan kecil sewaktu-waktu,  diantarkan ke kursi dengan cepat. Meski kurang tidur, mereka sampai habis penerbangan tetap terlihat ramah dengan senyum mengembang. Jadi dijamin penumpang kelas ekonomi sekalipun gak akan kelaparan atau kehasuan.

Di bawah kursi tersedia colokan buat mengisi batteray telpon genggam. Menggunakan internet berbayar diperkenankan kecuali saat take off dan landing. Adapun hiburan film, musik, nonton televisi atau mendengar radio tersedia secara bebas.

Saya yang tidak gampang tidur dalam perjalanan, akhirnya memilih tidur-tidur ayam ditemani lagu-lagu Ebiet G Ade. Ingatan saya melayang pada awal dekade 80-an saat penyanyi yang lebih suka disebut penyair tersebut, berada di era kejayaannya.  Kebetulan saat itu saya baru memasuki bangku kuliah, dan tidak punya keberanian untuk pacaran meski gampang jatuh hati melihat cewek cakep.

Saya menyadari kemampuan keuangan yang amat minim dan memilih bergaul sekadarnya dengan lawan jenis. Justru lirik lagu Ebiet yang banyak dibumbui kalimat seperti "cinta tak harus memiliki, cinta tak harus bersatu, biar kucumbui bayanganmu, dan kusandarkan harapanku", membuat saya merasa tentram. Ternyata perasaan saya terwakili oleh syair tersebut.

Oke, kita balik ke soal perjalanan lagi. Alhamdulillah, meski cuaca hujan, pesawat mendarat mulus, namun terlambat 20 menit dari jadwal yang tertera di tiket. Sebetulnya kalau tidak karena lalu lintas penerbangan yang amat padat, justru bisa mendarat beberapa menit lebih cepat dari jadwal. Sempat ada pengumuman bahwa pesawat harus berputar-putar dulu di atas kota Jakarta sebelum izin mendarat didapatkan. Semoga pembangunan terminal 3 Bandara Soetta membuat hal begitu tidak terjadi lagi.

Tapi mendadak saya dikecewakan ternyata bagasi saya yang hanya satu tidak muncul-muncul di ban berjalan tempat mengambil bagasi. Terpaksa saya mengadu ke counter Garuda. Setelah dicek, di sistem informasi muncul berita bahwa bagasi saya tertinggal karena kekeliruan di Bandara Heathrow London, dan baru dibawa dengan penerbangan yang akan sampai di Jakarta besok sorenya. 

Meski kesal, saya amat terbantu oleh petugas Garuda yang menangani "lost and found", sehingga besoknya bagasi utuh saya terima. Tidak ada bekas congkelan seperti yang pernah saya alami sewaktu tahun 2014 mendarat dari negara Paman Sam.

Sedikit melenceng dari topik, soal bagasi ternyata penumpang asal Indonesia terkenal sebagai pembelanja yang baik. Rata-rata penumpang lain, termasuk teman-teman saya satu grup pelatihan di Inggris juga "beranak" kopernya. Bahkan ada yang beranak dua, alias jadi tiga dengan "induknya".

Adapun saya sendiri membeli sesuatu cenderung malas kalau "makan tempat". Makanya oleh-oleh untuk teman kantor  yang saya beli pun kebanyakan adalah benda yang kecil-kecil dan gampang ditata. Untuk anak dan famili inti saya membeli T-shirt bertuliskan kota-kota yang dikunjungi, termasuk jersey klub sepak bola kesayangan anak tertua saya. Kaos juga relatif tidak berat. Satu penumpang kelas ekonomi maksimal berat bagasinya adalah 30 kg.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun