Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Bangunan Cagar Budaya Karya Arsitek Lokal

9 September 2016   05:29 Diperbarui: 9 September 2016   06:43 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Istiqlal yang monumental| Sumber:satupedang.blogspot.com


Di Jakarta, terutama di kawasan Kota, ada banyak gedung tua peninggalan era kolonial Belanda yang dijadikan bangunan cagar budaya. Gedung ini tidak boleh dibongkar. Andaipun direnovasi tidak boleh mengubah arsitektur aslinya. Sebagian gedung sudah berhasil direstorasi sehingga menarik untuk dikunjungi sekaligus menjadi obyek bagi penggemar fotografi.

Gedung Bank Indonesia| Sumber:dok pri
Gedung Bank Indonesia| Sumber:dok pri
Berbicara tentang kawasan Kota, yang beberapa abad lalu menjadi pusat pemerintahan Hindia Belanda, gedung yang menjadi ikon adalah Museum Fatahillah. Tapi ada satu gedung yang tak kalah ikonik yang justru umurnya baru 60 tahun, peninggalan Soekarno dari zaman Orde Lama.

Gedung yang saya maksud adalah Kantor Wilayah Bank Negara Indonesia 1946. Tadinya saya pun mengira gedung tersebut rancangan arsitek Belanda karena terkesan kokoh. Kalau masuk ke dalam gedung, terlihat langit-langit yang tinggi dan sirkulasi angin yang memadai sehingga relatif tidak membutuhkan pendingin udara.

Sudut lain dari Gedung BNI-Kanwil Jakarta Kota| Sumber: dok pri
Sudut lain dari Gedung BNI-Kanwil Jakarta Kota| Sumber: dok pri
Ternyata gedung tersebut adalah karya anak bangsa sendiri, arsitek otodidak yang bernama Frederich Silaban. Karya Silaban lain yang juga sudah menjadi cagar budaya adalah Gedung Kantor Pusat Bank Indonesia yang berada di bagian depan menghadap ke Jalan Thamrin.

Baik Gedung Kanwil BNI maupun Kantor Pusat BI dibuat pada dekade 1950-an, yang hanya 5 lantai, karena saat itu lahan di Jakarta masih luas dan belum ada gedung pencakar langit. Gedung BNI pada saat dibangun digunakan sebagai Kantor Pusat, dan baru menjadi Kantor Wilayah setelah BNI membangun gedung pencakar langit di Jalan Sudirman di akhir dekade 1980-an.

Memanjang| Sumber: dok pri
Memanjang| Sumber: dok pri
Ciri karya Silaban adalah "casing" gedung yang penuh kotak-kotak. Silaban tidak hanya sekadar merancang gedung, tapi ikut pula mengawasi pelaksanaan pembangunannya. Jadi kalau ada anggapan bangsa kita tidak mampu membangun gedung sekokoh karya arsitek Belanda, telah terbantahkan dengan karya Silaban tersebut di atas.

Namun karya terbesar Silaban, yang bukan berupa gedung kantor, dan sangat monumental adalah Monumen Nasional dan Masjid Istiqlal, yang menjadi ikon Jakarta. Atas prestasinya merancang Masjid Istiqlal, masjid terbesar di Asia Tenggara,  Silaban menerima anugrah Tanda Kehormatan Bintang Jasa Utama dari pemerintah.

Interior| Dok pri
Interior| Dok pri
Frederich Silaban lahir di Bonandolok, Sumatera Utara, 16 Desember 1912 dan meninggal di Jakarta, 14 Mei 1984. Dia merupakan seorang arsitek otodidak. Pendidikan formalnya hanya setingkat STM (Sekolah Teknik Menengah) namun ketekunannya membuahkan beberapa kemenangan sayembara perancangan arsitektur, sehingga dunia profesipun mengakuinya sebagai arsitek.

Berikut foto-foto karya Silaban yang saya ambil dari dokumen pribadi, kecuali foto Masjid Istiqlal saya ambil dari satupedang.blogspot.com. Empat foto lainnya adalah Kanwil BNI di kawasan Kota, Jakarta.

Langit-langit tinggi|| Dok pri
Langit-langit tinggi|| Dok pri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun