Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Artis Jalanan New York Diberi Jalur Khusus

12 Juni 2016   15:32 Diperbarui: 12 Juni 2016   15:35 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
New York dari puncak Empire State Building | Wikimedia.com

Kompas 11 Juni memuat berita "kecil" tentang artis jalanan di New York yang mulai tanggal 21 Juni mendatang tidak bisa lagi bebas berkeliaran di trotoar Times Square, sebuah tempat di pusat kota New York yang paling banyak dibanjiri manusia. 

Kebetulan saja saya pernah satu minggu di New York dan pernah saya tulis di Kompasiana sekitar bulan September 2014. Saya jadi teringat lagi betapa ramainya orang yang lalu lalang atau duduk-duduk di areal Times Square yang memang dirancang sebagai ruang publik. Keramaian itu berlangsung sejak sore hingga jauh malam.

Banyak sekali artis jalanan yang berkostum seperti tokoh yang terkenal di berbagai film, seperti Iron Man, Spongebob, the Hulk, Elmo, dan sebagainya, yang mencari perhatian lalu menawarkan untuk foto bareng dengan sejunlah bayaran.

Ada pula cewek yang nyaris telanjang yang melumuri sepenuh tubuhnya dengan cat warna warni ( astagfirullah, ini lagi bulan puasa ), yang juga mengincar bayaran dari foto bareng. Tak sedikit pula yang ngamen memainkan gitar, yang mohon maaf, penyanyinya juga berkostum seronok.

Kembali ke berita Kompas, rupanya semua itu dikeluhkan banyaknya pejalan kaki yang terganggu, bahkan ada artis jalanan yang ditangkap polisi yang memaksa minta uang pada para turis atau kabur karena menolak memberi uang kembalian. Sering pula sesama artis jalanan terlibat perkelahian karena rebutan turis. Turis sering ribut karena aturan tentang uang tip tidak jelas dan seenaknya si artis saja.

Sebagai solusinya, artis jalanan tersebut diberi zona khusus seluas 2,4 kali 15,2 meter, yang terpisah dari pejalan kaki. Bagi yang keluar dari area itu akan kena denda, bahkan bisa langsung ditangkap polisi.

Saya teringat pula dengan "manusia patung" yang juga menjamur di kawasan kota tua, khususnya di sekitar Museum Fatahillah, Jakarta. Artis jalanan kota tua ini rasanya lebih sopan dan tidak membuat pengunjung terganggu. Ini persis sama dengan badut di Ancol atau lokasi wisata lain. Umumnya yang tertarik berfoto dengan mereka adalah anak-anak dan remaja.

Hanya pengamen di bus kota atau di warung makan yang adakalanya meresahkan. Ada yang ngomong begini:"Saya baru keluar dari penjara. Dari pada menodong lebih baik saya ngamen. Memberi saya sedikit uang tidak membuat bapak ibu jadi miskin". Ya dari pada...dari pada, ikhlaskan saja uang receh di kantong. Eh malah maksa minta uang besar. Ngeri gak tuh?

Artis jalanan, tidak di Indonesia, tidak di Amerika, sama saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun