Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Angkutan Laut yang Mendebarkan

22 Agustus 2016   19:19 Diperbarui: 22 Agustus 2016   19:32 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Angkutan laut ke Raja Ampat"

Kapal kayu yang mengangkut wisatawan tenggelam di perairan Kelurahan Penyengat, Kecamatan Tanjung Pinang Kota, Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, Minggu (21/8/2016) pagi. Demikian saya kutip dari kompas.com. Sampai saat saya menulis tulisan ini (22/8) telah diketemukan 14 korban tewas dari 17 penumpangnya.

Awalnya, kapal kayu itu hendak membawa wisatawan dari Tanjung Pinang ke Pulau Penyengat. Sekitar pukul 09.00 WIB, cuaca perairan itu memburuk. Tiba-tiba ada angin kencang dan gelombang besar menghantam kapal berkali-kali hingga terbalik dan tenggelam.

Pulau Penyengat adalah obyek wisata utama di Tanjung Pinang dan sekitarnya. Saya sudah pernah dua kali ke sana tahun 2001 dan 2009. Di pulau yang dari dermaga pelabuhan Tanjung Pinang dapat ditempuh 15 menit dengan perahu pompong ini, terdapat masjid kuno yang bahan perekat bangunannya adalah putih telur.

Ada pula Istana Kerajaan Melayu Riau dan makam pahlawan nasional Raja Ali Haji yang juga sastrwan Melayu ternama semasa hidupnya lebih seabad yang lalu. Tak heran kalau wisatawan Melayu-Singapura dan Melayu-Malaysia pun banyak berkunjung.

Saya tidak bermaksud mengulas Pulau Penyengat. Tapi dari pengalaman saya yang relatif sering bepergian ke berbagai tempat di dalam negeri dengan semua moda angkutan, yang selalu bikin saya deg-degan atau dengan debaran jantung yang kencang adalah bila naik angkutan laut berukuran kecil. 

Yang saya maksud dengan laut di sini termasuk juga sungai yang lebar seperti Sungai Musi, Kampar, Batang Hari, Kapuas, Barito, dan Mahakam. Lalu ukuran kapal atau perahu kecil adalah yang berkapasitas sampai dengan sekitar  50 orang atau kira-kira sebesar bus ukuran sedang.

Kalau naik kapal besar seperti kapal milik Pelni untuk jarak jauh, contoh trayek Jakarta Makassar, atau kapal ferry di jalur gemuk seperti Merak-Bakauhuni, saya relatif merasa tenang. Meskipun fakta menunjukkan pernah juga kapal besar tersebut tenggelam, seperti tenggelamnya Kapal Tampomas di sekitar pulau Masalembo tahun 1981. Tapi persentasenya amat kecil. Kapal besar tidak gampang terombang-ambing.

Kapal yang saya tumpangi pernah nyaris celaka saat menyeberang dari Banda Aceh ke Sabang, yang membuat saya sujud syukur begitu mendarat setelah berlayar sekitar 4 jam (dari seharusnya 1 jam 30 menit). Kejadiannya di tahun 2003.

Sebelumnya pernah pula hal yang sama saya alami di jalur Padang Bai (Bali) ke Lembar (Lombok) di tahun 1997 yang membuat teman se kantor yang menyertai saya muntah-muntah sepanjang perjalanan. Padahal ini kapal cepat berukuran relatif besar, mungkin kapasitasnya 100 orang.

Terakhir saat saya ke Raja Ampat dari Waisai, Papua Barat, Oktober 2015 yang lalu, saya dan teman-teman naik perahu motor berkapasitas 10 orang (lihat foto yang saya sertakan di tulisan ini). Saat berangkat paginya selama sekitar 3 jam, perjalanan terasa nyaman. Pulangnya setiap ombak menghempas dan perahu berakrobat menaiki ombak, saya hanya bisa memperbanyak membaca doa.

Sudah takdir Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, sehingga mau tak mau angkutan laut sangat berperan. Pemerintah pun sudah menyadari untuk lebih meningkatkan pembangunan kemaritiman. Dari sisi pariwisata, jenis wisata pantai dan laut terlihat amat dominan karena obyeknya tersebar di seluruh nusantara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun