Terletak di ketinggian dan dikelilingi tiga buah gunung, yakni Singgalang, Tandikek, dan Marapi, desa Aia Angek menjadi desa yang sejuk dan cocok untuk bersantai. Apalagi kalau sambil memandangi gumpalan awan tebal di pinggang gunung yang hampir setiap saat ditemui.
Namun karena letaknya hanya sekitar 5 km dengan Kota Padang Panjang (sering dijuluki sebagai kota hujan), maka Aia Angek tidak dinilai strategis buat tempat menginap. Ada banyak hotel yang tersedia di Padang Panjang. Bahkan bila mau hotel berbintang, 15 km ke arah timur sudah sampai di Kota Wisata Bukittinggi.
Semuanya berubah setelah ada dua obyek wisata edukasi di Aia Angek. Obyek tersebut sejak didirikan beberapa tahun yang lalu telah menjadi tempat wisata sekaligus tempat belajar bagi masyarakat, terutama pelajar dan mahasiswa. Mereka tidak saja warga Sumbar tapi juga dari segenap penjuru tanah air, serta ada juga dari negara jiran.
Obyek wisata dimaksud adalah Rumah Puisi Taufiq Ismail dan Rumah Budaya Fadli Zon. Tentang Rumah Puisi, ini adalah perwujudan dari obsesi Taufiq, sejak tahun 1998. Sesuai kemampuan keuangan beliau, pembangunan rumah tersebut tersendat dan baru selesai 2009, setelah beliau punya dana dari hadiah Habibie Award 2007.
Sesuai namanya, puisi terlihat di mana saja, mulai dari dinding halaman, banner di dalam ruangan, termasuk di taman di halaman gedung. Tersedia pula banyak buku, majalah, data statistik terkait tingkat literasi sastra di lingkungan pelajar di negara kita. Obsesi Taufiq Ismail memang untuk memasyarakatkan sastra secara umum, tidak terbatas pada puisi saja. Namun target utama adalah untuk para guru bahasa dan pelajar SMA.
Ada pula ruang belajar, ruang diskusi, ruang makan, di samping enam kamar tidur bila tamu butuh menginap. Di Rumah Puisi adakalanya dilaksanakan kegiatan khusus seperti seminar atau bedah buku.
Adapun Rumah Budaya, diprakarsai oleh politisi Fadli Zon yang sekarang adalah salah satu wakil ketua DPR RI. Rumah Budaya ini satu komplek dengan Aia Angek Cottage dan Kafe Kaki Langit. Jelas karena ada kafe dan cottage, kegiatan bersifat leisure lebih terasa. Namun bagi yang ingin mengeksplor kebudayaan, juga bisa.
Rumah Budaya Fadli Zon diresmikan pada tanggal 4 Juni 2011. Fadli memang berdarah Minang dan menginginkan Sumbar menjadi semacam kantong budaya. Tapi di Rumah Budaya tidak sebatas memamerkan budaya Minang, melainkan juga berbagai atribut budaya suku lain. Dilengkapi pula dengan foto dan patung para pejuang Indonesia serta tokoh pelaku sejarah dunia seperti Mahatma Gandhi.
Bagi anda yang bermaksud berwisata ke Sumbar, sayang kalau melewatkan kesempatan berharga untuk bersantai sekaligus menambah wawasan ke Aia Angek. Beberapa foto dari dokumen pribadi saya berikut mudah-mudahan bisa bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H