Bahkan, jika pembeli pintar menawar dan membeli dalam jumlah banyak, bisa mendapatkan harga yang kalau dihitung per buah Rp 8.000.
Kebanyakan durian yang melimpah itu didatangkan dari daerah-daerah penghasil durian terbaik di Sumatera Barat, seperti Pasaman, Limapuluh Kota, Pesisir Selatan, Sijunjung, dan Pariaman.
Tak hanya membeli, pembeli juga dapat menikmati durian di tempat. Para pedagang menyediakan tikar dan bangku kecil untuk memberikan pengalaman bersantap yang santai dan nyaman.Â
Menikmati durian langsung dari lapak memberikan sensasi tersendiri yang sulit ditemukan di tempat lain.
Lagi pula, penjual biasanya memberi garansi, jika durian yang dimakan di tempat penjual tersebut tidak manis, boleh diganti. Durian yang terlanjur dibuka dan dimakan, tak perlu dibayar.
Keunikan lain dari musim durian di Pekanbaru adalah keramahan pedagang. Bagi pembeli yang akan membawa pulang dan terlihat ragu-ragu, pedagang dengan tulus mengizinkan pembeli mencicipi durian sebelum membeli.
Dengan demikian, pembeli merasa puas dengan pilihannya dan dengan riang gembira membawa durian ke rumahnya untuk disantap bersama keluarga.
Musim durian di Pekanbaru bukan hanya soal menikmati raja buah. Fenomena Pekanbaru jadi lautan durian ternyata mampu menjadi penggerak roda perekonomian lokal.
Jelas, dengan ramainya penjualan durian, memberikan peluang besar bagi pedagang untuk mendapatkan penghasilan tambahan.Â
Tapi, tidak hanya itu. Petani durian di kampung-kampung, pedagang pengumpul, pemilik truk dan driver kendaraan, dan pihak lain yang terlibat, jelas juga dapat cuan.
Bukan hanya bernilai secara ekonomis, secara sosial kehangatan musim durian tercermin dari wajah-wajah ceria pembeli dan pedagang yang saling berbagi cerita di tengah aroma khas durian.