Calon tunggal bukan berarti jaminan kemenangan dalam pesta demokrasi Pilkada Serentak 2024. Itulah yang terjadi di dua daerah di Provinsi Bangka Belitung.
Dua daerah bertetangga, yakni Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka, sama-sama mengusung calon tunggal dan tragisnya juga sama-sama kalah dari kotak kosong.
Ini bukan yang pertama kali dalam sejarah pilkada terjadinya kekalahan kotak kosong. Enam tahun yang lalu, Pilkada Kota Makassar tercatat sebagai pertama kalinya calon tunggal kalah.
Tapi, yang terjadi di Bangka ini ada yang menarik karena banyak warga yang dengan suka rela mengkampanyekan agar kotak kosong menang.
Memang, hasil pilkada secara resmi belum diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat. Tapi, dari hasil hitung cepat, kemenangan kotak kosong cukup telak.
Berdasarkan pengalaman pada pemilu-pemilu sebelumnya, akurasi sistem hitung cepat relatif bisa dipercaya. Margin of error di kisaran 1 hingga 2 persen saja.
Relawan kotak kosong di Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka, mendeklarasikan keunggulannya dari pasangan calon tunggal Pilwalkot Pangkalpinang Maulan Aklil-M Hakim dan calon tunggal Pilbup Bangka Mulkan-Ramadian.Â
Salah seorang relawan kotak kosong Pangkalpinang, Dede Purnama, yang memantau perhitungan suara, mengatakan kotak kosong unggul di Pilkada Kota Pangkalpinang sebesar 58 persen dan di Pilbup Bangka 75 persen.
Kemudian, Ratmida yang juga relawan dan mantan sekda Pangkalpinang mengatakan kebanggaannya bisa berada di barisan kotak kosong dan hasil suara sementara ini membuktikan keinginan masyarakat.
Ketua Rumah Aspirasi Kotak Kosong Kota Pangkalpinang, Eka Mulya Putra, mengatakan keunggulan kotak kosong merupakan perlawanan masyarakat Pangkalpinang terhadap politikus dan partai politik.