Ketika Hari-H semakin dekat dan tabungan yang dikumpulkan masih belum cukup, maka berutang pun jadi pilihan yang dianggap realistis.
Berutang tersebut sekarang semakin gampang dengan maraknya pinjaman online (pinjol). Kalau perlu, agar jumlah pinjamannya besar, bisa menggunakan beberapa aplikasi pinjol sekaligus.
Apakah memang berutang untuk membiayai acara pernikahan bisa disebut realistis? Ya, kalau penghasilan yang berutang mampu mencicil pengembalian utang sampai lunas berikut bunganya.
Penghasilan tersebut bagi mereka yang punya pekerjaan bergaji tetap, tentu sudah bisa memperkirakan kemampuannya membayar utang.
Menjadi tidak realistis bila berharap pengembalian utang berasal dari amplop-amplop yang akan diterima.
Percayalah, biaya pernikahan tak akan tertutup dari amplop yang diberikan tamu yang diundang.Â
Maka, jika biaya tersebut bersumber dari utang, malah akan menyengsarakan pengantin baru.
Akan tidak nyaman bila mempelai yang seharusnya lagi menikmati masa-masa indah, malah "diteror" oleh penagih utang.
Berapa kemampuan yang ada, itu saja yang digunakan untuk menikah. Yang penting nikahnya sah, meskipun dengan acara yang sederhana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H