Pasangan Tjiptadinata Effendi dan Roselina Tjiptadinata, yang biasa saya tulis dengan Pak Tjipta dan Bu Lina, akan merayakan ulang tahun pernikahannya yang ke-60. Istilah kerennya "Diamond Wedding Anniversary".
Tanpa bermaksud melebih-lebihkan, saya menyebut pasangan yang selalu mesra itu sebagai living legend, legenda hidup yang pantas jadi teladan kita semua yang ingin membangun mahligai rumah tangga yang harmonis selamanya.
Sejak saya mulai menulis di Kompasiana pada November 2013, saya langsung jatuh cinta dengan tulisan-tulisan Pak Tjipta dan Bu Lina, karena gaya bahasanya yang enak dibaca.
Topik yang diangkat beliau berdua pun selalu menarik, yakni berisi pengalaman bagaimana perjuangannya menempuh kehidupan, baik di zaman mengalami kesulitan ekonomi, maupun di saat telah hidup mapan.
Tulisan beliau berdua bagi saya sangat bermanfaat karena menambah pengetahuan, memperkuat mental, dan menginspirasi agar saya bisa berbuat lebih baik dalam berinteraksi dengan orang lain.
Tentu, tulisan beliau yang berkaitan dengan kisah percintaannya, pernikahan, dan dilanjutkan dengan cara merawat rumah tangga hingga saat ini selama 60 tahun, juga sangat menarik dan bermanfaat.
Saya rutin bertegur sapa melalui komentar di bawah tulisan-tulisan beliau, sehingga saya merasa akrab, bahkan merasa punya hubungan kekeluargaan.Â
Apalagi, beliau berdua lahir dan lama tinggal di Sumatera Barat, sama seperti saya. Makanya, saya terkadang berbahasa Minang dengan beliau berdua.
Adapun pertemuan langsung saya dengan Pak Tjipta dan Bu Lina telah berlangsung beberapa kali. Pertemuan pertama saat Kompasianival 2016, kalau tidak salah berlangsung di Gedung SMESCO, Jakarta Selatan.
Setelah itu saya beberapa kali bertemu beliau berdua yang mengundang sejumlah Kompasianer untuk makan siang di sebuah rumah makan Padang di Jalan Juanda, Jakarta Pusat.