Saya merasa terkejut ketika pagi ini mendapatkan pesan di grup percakapan sesama Kompasianer. Muthiah Alhasany memberi informasi telah meninggalnya ekonom senior Faisal Basri.
Segera saya membuka situs media daring. Benar saja. Ekonom yang selalu tampil sederhana dan sangat kritis terhadap kebijakan ekonomi pemerintah itu, telah berpulang ke Rahmatullah.
Almarhum meninggal di Rumah Sakit Mayapada, Kuningan, Jakarta Selatan, pada hari Kamis, 5 September 2024, pukul 03.50. Menurut seorang keluarganya, almarhum menderita sakit sejak tiga hari sebelumnya.
Ekonom yang juga dosen di Universitas Indonesia dan beberapa perguruan tinggi lainnya, meninggal dalam usia 65 tahun.
Belum didapat informasi tentang di mana pemakaman almarhum, tapi jenazah akan diberangkatkan setelah disalatkan ba'da Ashar di Masjid Az Zahra, Gudang Peluru, Tebet, Jakarta Selatan.
Saya teringat dengan sosok almarhum karena pernah memberikan materi pelatihan terkait Perekonomian Indonesia di kantor tempat saya bekerja, sekitar belasan tahun lalu.
Ketika itu, nama Faisal Basri sangat populer karena sering muncul di layar kaca, sebagai panelis  di berbagai  acara talk show yang berkaitan dengan ekonomi dan politik.
Namun, dengan nama besarnya, saya kaget dengan penampilannya yang sederhana. Beliau tampil dengan kemeja biasa dan memakai sepatu sandal (sepatu yang bagian depannya terbuka).
Kemana-mana beliau menyandang ransel yang mungkin isinya buku-buku dan keperluan sehari-hari. Tidak terlihat gaya yang elit sebagaimana figur publik pada umumnyaÂ
Jika saya bandingkan dengan ekonom Universitas Indonesia lainnya yang namanya sama-sama pakai Basri di belakangnya, yakni M. Chatib Basri, bedanya dengan Faisal Basri cukup signifikan.