Sebut saja kebangkitan bulu tangkis Malaysia yang tidak terlepas dari peranan pelatih asal Indonesia, Rexy Mainaky dan Hendrawan.
India dan Thailand pun sekarang sudah jadi salah satu raksasa bulu tangkis, bersama dengan raksasa lama Tiongkok, Denmark, Korea Selatan dan Jepang.
Bahkan, negara-negara Eropa selain Denmark, seperti Spanyol dan Prancis, juga sudah tidak bisa dipandang sebelah mata.
Kondisi ini tidak boleh dibiarkan begitu saja. Sayang sekali jika bulu tangkis hanya sekadar kebanggaan sejarah masa lalu, sekadar cerita untuk anak cucu.
Secara organisasi, perlu ada penyegaran. Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) perlu kepemimpinan dari sosok yang betul-betul memahami bulu tangkis dan betul-betul mencurahkan waktu dan perhatian penuh.
Masalah pembibitan pemain juga perlu ditingkatkan. Anak-anak sekarang lebih suka ikut Sekolah Sepak Bola (SSB), bahkan termasuk anak perempuan.
Tanpa harus bersaing dengan SSB, Sekolah Bulu Tangkis agaknya perlu digalakkan dengan kompetisi antar sekolah yang rutin.
Tak kalah penting, kemampuan pelatih kita perlu dievaluasi. Jika kapasitasnya sudah mentok, perlu dicari pelatih yang hebat. Kalau perlu, mengimpor pelatih misalnya dari TiongkokÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H