Tanpa terasa, musim haji tahun ini sudah di depan mata. Kesibukan pelepasan calon jemaah haji di berbagai daerah menghiasi pemberitaan di media massa.
Terlepas dari kegiatan para calon haji yang berangkat ke tanah suci, ada ibadah lain yang identik dengan perayaan Idul Adha, yakni ibadah kurban.Â
Ibadah kurban sebetulnya bersifat sunnah, namun sangat dianjurkan bagi orang yang mampu membeli hewan kurban, seperti sapi, kambing, dan domba.
Dengan menyembelih hewan kurban dan membagikan dagingnya kepada warga yang kurang mampu, menjadi cara yang baik untuk berbagi dengan orang lain.
Dalam perspektif lain, ada nilai bisnis yang sangat besar yang berkaitan dengan ibadah kurban, yakni penjualan hewan kurban itu sendiri.
Maka, jangan heran, saat ini menjadi masa panen bagi para pedagang sapi dan kambing. Namun demikian, karena jumlah pedagang juga banyak, persaingan bisnis menjadi tak terhindarkan.
Namanya bisnis, tentu bagaimana meraih cuan menjadi tujuan utama. Untuk itu, seorang pedagang akan berusaha sekuat-kuatnya agar omzet penjualannya lebih tinggi dari pesaing.
Tapi, cara mencari cuan tidak bisa dengan menghalalkan segala cara. Tak boleh menipu pembeli misalnya dengan berbohong, mengatakan kondisi hewan tidak sesuai dengan yang sebenarnya.
Hewan kurban harus memenuhi kriteria yang antara lain haruslah yang terbaik, sehat, dan tidak cacat. Juga ada kriteria dari umur, untuk sapi di atas dua tahun dan kambing lebih dari 1 tahun.
Nah, kalau hewan yang dijual sama-sama berkualitas baik, harga juga relatif sama, maka pedagang yang kreatif akan mencari cara lain sebagai pembeda.