Job Fair atau bursa yang mempertemukan para pencari kerja dengan perusahaan atau lembaga yang membutuhkan tenaga kerja, cukup sering digelar di berbagai kota.
Pada setiap job fair, bisa dipastikan antrean para pencari kerja akan mengular, bahkan terkadang terlihat demikian penuh sesak sehingga menjadi kurang tertib.
Hal itu membuktikan bahwa betapa banyaknya jumlah penganggur di negara kita. Memang, sebagian di antaranya bisa jadi sudah bekerja, tapi ingin mencari tempat baru yang lebih baik.
Di lain pihak, ternyata perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja juga lumayan banyak, makanya job fair relatif sering dilakukan.
Padahal, salah satu ketakutan para pencari kerja saat ini adalah semakin sedikitnya lowongan kerja yang tersedia karena semakin canggihnya teknologi.
Jenis pekerjaan tertentu yang dulu membutuhkan tenaga manusia, sekarang bisa digantikan robot, mesin, atau bahkan artificial intelligence (AI).
Namun, tetap saja masih banyak posisi yang oleh manajemen suatu perusahaan dinilai lebih tepat dilakukan oleh tenaga kerja dengan kualifikasi dan kompetensi tertentu.
Tentu, hal itu disambut gembira oleh mereka yang baru lulus dari perguruan tinggi yang mendominasi para pemburu pekerjaan.
Selain mereka yang baru lulus, sebetulnya mereka yang sudah lulus beberapa tahun juga ikut antre dalam barisan pencari kerja. Artinya, mereka sudah lumayan lama menganggur.
Sekadar memenuhi kriteria awal atau disebut juga seleksi administrasi, tidaklah sulit bagi kebanyakan pelamar. Rata-rata mereka lulusan S-1 dengan indeks prestasi yang bagus.