Buktinya, aksi unjuk rasa di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) dan di depan Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) memperlihatkan ketidakpuasan sebagian masyarakat.Â
Mereka yang tidak menerima hasil resmi Pemilu, karena meyakini telah terjadi kecurangan pada saat Pemilu tersebut.Â
Bahkan, cawe-cawe pejabat negara yang seharusnya bersikap netral, dinilai sebagaian orang sebagai hal yang telah melanggar aturan main yang berlaku.
Nah, atas kemenangan timnas, tentu semua kita sepakat bahwa ini kemenangan yang murni. Bahwa mungkin ada faktor keberuntungan, ya itu sesuatu yang wajar.
Yang penting, suksesnya Garuda Muda melaju ke semifinal alias masuk 4 besar Asia, diraih tanpa cawe-cawe dan tanpa rekayasa.
Faktor kepemimpinan Erick Thohir sebagai Ketua Uumum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) berpadu dengan faktor kejeniusan pelatih Shin Tae Yong (STY).
Itulah yang membuat Indonesia sukses. Tak ada yang instan, karena faktor semakin padunya anak-anak timnas U-23 yang mayoritas telah main bersama sejak 4 tahun lalu, menjadi hal penting.
Mental mereka menjadi kuat, tak gentar menghadapi lawan yang punya reputasi tinggi dan nama besar. Sekarang, Indonesia menjadi tim papan atas Asia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H