Hingga hari ini, meskipun lebaran sudah berlalu, acara halalbihalal yang sekaligus reuni dengan sahabat lama, masih saja berlangsung di berbagai tempat.
Yang disebut sahabat lama itu bisa teman sekolah, teman kuliah, teman satu angkatan waktu diterima bekerja di suatu perusahaan atau suatu instansi, dan sebagainya.
Dalam konteks bersilaturahmi, tentu acara tersebut baik-baik saja. Silaturahmi disebut oleh banyak penceramah agama akan memperpanjang umur.
Apalagi, sebagai acara yang bernuansa islami, halalbihalal lazimnya juga diisi oleh berbagai mata acara, antara lain pembacaan kitab suci Al-Qur'an dan juga tausiyah dari seorang ustaz atau ustazah.
Biar lebih semarak, biasanya yang seru dan menghabiskan banyak waktu adalah acara bernyanyi dan berjoget bersama dengan diiringi oleh musik organ tunggal.
Nah, di sini aroma halalbihalal yang sekaligus reuni sebagai acara islami, mulai bercampur aroma hiburan duniawi semata-mata.
Acara yang baik tersebut berpotensi dicemari oleh tingkah sebagian peserta reuni yang mencari-cari kesempatan untuk mendekati mantan pacarnya saat sekolah dulu.
Bisa juga bukan karena sengaja mencari-cari, tapi secara kebetulan bertemu. Lalu, mereka saling bertukar kabar dan akan diikuti oleh saling bertukar nomor telepon seluler.
Perlu diinformasikan, peserta reuni rata-rata tidak membawa istri atau suami. Dengan demikian, gerakan para peserta jadi lebih lincah karena tidak diawasi oleh pasangan resminya.
Kegenitan mereka yang sudah berusia kepala lima, bahkan juga kepala enam, seperti menemukan wadah di acara reuni yang berbungkus halalbihalal.