Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Main Bulu Tangkis di Pasar Tradisional, Asyik dan Murah

18 Januari 2024   05:40 Diperbarui: 18 Januari 2024   05:43 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampilan lapangan bulu tangkis di salah satu pasar tradisional di Jakarta|dok. ayo.co.id

Saya punya hobi menonton pertandingan olahraga, khususnya sepak bola dan bulu tangkis. Tapi, untuk bermain sepak bola atau main bulu tangkis, sangat jarang saya lakukan.

Hanya di waktu kecil saja, hingga usia belasan tahun, saya relatif sering bermain sepak bola dan bulu tangkis. Hal itu saya lakukan untuk hepi-hepi saja, bukan untuk berprestasi.

Maka, setelah dewasa, saya tak pernah mencantumkan olahraga sebagai hobi saya. Soalnya, saya menyadari saya tidak hobi memainkannya, hanya hobi menonton pertandingannya.

Masalahnya, hobi atau tidak, berolahraga itu bisa dikatakan "wajib" dilakukan secara konsisten demi kesehatan diri kita sendiri, minimal 30 menit setiap harinya. 

Nah, kebetulan dekat rumah saya di bilangan Tebet, Jakarta Selatan, ada taman kecil. Ya, orang-orang menyebutnya sebagai taman.

Padahal, saya tidak melihat aneka bunga di taman itu. Hanya ada lahan kosong terbuka berlantai semen dengan beberapa fasilitas permainan anak-anak di salah satu sudutnya.

Di taman itu lah saya mengajak anak bungsu saya untuk main bulu tangkis tanpa net. Hanya sekadar berbalas pukulan bulu ayam (shuttlecock) saja, hingga berkeringat.

Untuk bermain bulu tangkis secara benar di lapangan yang disewa, saya masih takut. Bukan karena tidak kuat membayar sewa, tapi khawatir ditertawakan orang lain.

Soalnya, karena faktor usia dan bobot tubuh yang sedikit overweight, gerakan saya sudah lamban. Pasti saya akan jadi bulan-bulanan pemain lain.

"Ketakutan" saya itu mungkin terlalu berlebihan, dan saya mempertimbangkan untuk tidak lagi menghiraukannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun