Indonesia menurunkan pemain sebagai berikut: Ernando Ari, Jordi Amat, Rizky Ridho, Elkan Baggott, Pratama Arhan, Yakob Sayuri, Justin Hubner, Ivar Jenner, Marselino Ferdinan, Witan Sulaeman, dan Rafael Struijk.
Skor akhirnya, Indonesia harus mengakui keunggulan Libya, di mana kita kalah tipis 1-2. Terlihat bahwa ada peningkatan kualitas permainan dibanding pada uji coba pertama, juga melawan Libya.Â
Gol dari tendangan Yakob Sayuri pada menit ke 6 setelah menerima assist dari Ivar Jenner, pada awalnya cukup membangkitkan harapan.
Libya menyamakan kedudukan pada menit ke 9 dari tendangan Osama Mukhtar Al Shremi, dan mencetak gol kemenangan pada menit ke 20 hasil sontekan Ahmed Ekrawa.
Pada uji coba pertama yang berlangsung 3 hari sebelumnya, Indonesia kalah telak 0-4. Hasil jelek ini membuat Shin Tae Yong dikritik sejumlah pengamat sepakbola.
Tapi, Shin Tae Yong berdalih pada uji coba bukan hasil akhir yang penting. Okelah, hasil 0-4 kita abaikan, dan hasil 1-2 pada pertandingan kedua lah yang menjadi sorotan.
Setelah eksperimen Shin Tae Yong yang gagal pada saat kalah 0-4, akhirnya Shin Tae Yong kembali ke skema yang lazim di Indonesia, yakni 3-4-3, yang bertransformasi menjadi 5-3-2 saat bertahan.
Dengan taktik yang telah familiar tersebut, penguasaan bola pemain kita semakin baik dengan umpan pendek cepat, namun blunder barisan pertahanan masih terjadi yang berbuah 2 gol bagi Libya.
Blunder pemain belakang itu mengingatkan kita pada saat Indonesia dibantai tuan rumah Irak 1-5 , pada laga kualifikasi Piala Dunia (16/11/2023).
Kemudian, Indonesia hanya mampu imbang 1-1 dengan Filipina di laga tandang ke Manila (21/11/2023). Dua laga kualifikasi di atas mengecewakan pendukung timnas Indonesia.
Nah, dihadapkan pada track record bahwa Indonesia belum pernah menang pada 4 laga terakhir, target lolos ke babak 16 besar Piala Asia, bisa dianggap kurang realistis.