Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Desa Jadi Kota dan Hilangnya Budaya Saling Menyapa

18 September 2023   05:41 Diperbarui: 20 September 2023   02:45 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Perumahan. (sumber: Pixabay/HabitaClass)

Terlebih dahulu saya perlu mohon maaf kepada warga Citayam, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, karena saya jadikan contoh di tulisan ini.

Begini, ketika saya menjadi warga ibu kota Jakarta pada tahun 1986, rasanya kalau ada yang menyebut tinggal di Citayam, yang saya bayangkan adalah orang desa atau orang kampung.

Saat itu, mereka yang ingin memiliki rumah sendiri dan bekerja sebagai pegawai negeri atau swasta di Jakarta, banyak yang memilih tinggal di Depok.

Tentu, hal itu karena harga rumah di Jakarta terbilang mahal dan banyak pengembang yang membangun rumah di Depok dengan cicilan yang terjangkau oleh para pegawai.

Nah, Citayam waktu itu citranya di mata warga Jakarta suatu tempat yang jauh dan warganya dianggap sebagai orang kampung.

Namun, ketika kemudian Depok pun sudah terlalu padat dengan harga rumah yang mulai mahal, banyak sekali pegawai di Jakarta yang memilih membeli rumah di Citayam.

Begitulah, kalau sekarang masih ada orang yang mengatakan Citayam itu ndeso, jelas keliru. Citayam adalah desa yang mengkota.

Anak mudanya pun kreatif, maka Citayam Fashion Week pun jadi terkenal, meskipun panggungnya bukan di Citayam, melainkan di dekat Stasiun Dukuh Atas, Jakarta Pusat.

Dari Citayam, saya ingin mengalihkan contoh ke kampung saya di Payakumbuh, Sumatera Barat. Kota ini terletak 125 kilometer di sebelah utara Padang.

Waktu saya masih duduk di bangku SD di awal dekade 1970-an, yang menurut saya memenuhi ciri-ciri sebuah kota, hanya hingga radius 1 kilometer dari pusat kota saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun