Tukang bisa diartikan sebagai orang yang punya kepandaian atau keterampilan dalam suatu bidang dengan menggunakan tangannya sendiri dan alat tertentu.
Tukang cukur, tukang jagal, tukang becak, tukang sepatu, tukang jahit, tukang batu, tukang kayu, adalah beberapa contoh pekerjaan tukang, yang semuanya menggunakan tangan dan alat.
Seorang dokter juga bekerja dengan tangan dan alat tertentu. Tapi, dokter juga dominan menggunakan otak untuk menganalisis penyakit pasiennya dan menuliskan resep obat.
Ada anggapan pekerjaan "otak" lebih mulia atau lebih bergengsi ketimbang pekerjaan "otot", sehingga tukang pun, sengaja atau tidak, dianggap lebih rendah kelasnya.
Namun, perlu diingat, tukang sekarang pun sudah relatif terdidik, makanya ada istilah "tukang insinyur" dalam film Si Doel Anak Sekolahan.
Kalau pun para tukang sekarang bukan seorang sarjana, rata-rata mereka tamat sekolah menengah, baik SMA atau SMK.
Hanya saja, setelah mereka mencoba mencari pekerjaan di berbagai tempat, selalu menemui kegagalan. Dugaan mereka, kegagalan itu karena mereka tak punya koneksi.
Akhirnya, pekerjaan sebagai tukang, misalnya tukang bangunan, dilakoni mereka sebagai pelarian. Kemudian, pelarian ini keterusan menjadi profesi mereka seiring dengan peningkatan keahliannya.
Maka, jangan anggap para tukang sebagai warga kelas dua. Jika pekerjaannya tidak memuaskan, tegurlah dengan nada baik-baik dengan nada bertanya: "apa tidak sebaiknya.....?"
Jangan sampai si pemberi kerja yang memanggil tukang ke rumahnya, seperti "mengajari tentara berbaris".